Selasa 16 Jun 2015 20:39 WIB
Engeline Tewas

'Jangan Sampai Ada Engeline-Engeline Lain di Negeri ini'

Aksi 1.000 lilin untuk bocah perempuan, Angeline di Bundaran HI, Jakarta, Kamis (11/6) malam.
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Aksi 1.000 lilin untuk bocah perempuan, Angeline di Bundaran HI, Jakarta, Kamis (11/6) malam.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Ketua Komisi E DPRD Jawa Timur, Agung Mulyono berharap kasus yang menimpa Angeline, bocah asal Banyuwangi yang tewas dibunuh di Bali, adalah yang terakhir menimpa anak-anak. Ia mengatakan jangan lagi ada kasus kekerasan terhadap anak.

"Ke depan, jangan sampai ada Angeline-Angeline lainnya di negeri ini. Kami sangat prihatin dengan kejadian yang menimpanya," ujarnya, Selasa (16/6).

Sementara itu, terkait proses adopsi anak, Agung menyatakan ke depan selayaknya harus melalui mekanisme aturan dan hukum yang berlaku di Indonesia.

Selain harus sesuai aturan, lanjut dia, jika adopsi sudah berjalan, orang tua kandung memiliki kewajiban untuk melihat anaknya yang diadopsikan ke orang lain, minimal enam bulan sekali untuk mengetahui kondisi anak tersebut.

Agung juga meminta pihak sekolah untuk menanyakan kepada orang tua jika menjumpai siswa atau siswi didiknya mengalami kejanggalan, seperti sering murung, prestasi menurun dan lainnya.

"Sekolah harus meninjau atau mengunjungi rumah siswa didiknya tersebut agar segera diketahui akar masalahnya dan dicarikan solusi penyelesaiannya," tandasnya.

Seperti diketahui, kasus pembunuhan terhadap Angeline kini tengah menjadi perhatian publik. Hingga saat ini pihak kepolisian masih menyelidiki kasus tersebut dan telah menetapkan dua orang tersangka.

Angeline, bocah berumur delapan tahun, ditemukan telah terkubur di halaman rumahnya. Sebelumnya bocah tersebut sempat dikabarkan hilang diculik.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement