Selasa 16 Jun 2015 17:15 WIB

Akademisi UI: Ahok Bakal Terpilih Lagi Jika Jadi Gubernur

Red: M Akbar
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pakar Komunikasi Politik dari Universitas Indonesia Hamdi Muluk memperkirakan Basuki Tjahaja Purnama akan terpilih kembali menjadi Gubernur DKI Jakarta pada Pemilihan Kepala Daerah 2017.

"Apalagi jika selama dua tahun ke depan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok terus menerapkan program-program yang pro-rakyat," kata Hamdi Muluk pada "soft launching" dan presentasi hasil survei lembaga survei Periskop Data di Jakarta, Selasa (16/6).

Menurut Hamdi Muluk, sebagian besar masyarakat Jakarta menilai Ahok adalah figur yang tegas, berani, transparan, dan dekat dengan rakyat. Pada hasil survei Periskop Data, kata dia, hal ini terkonfirmasi yakni gaya kepeimpinan Basuki Tjahaja Purnama, di mana sebanyak 43,4 persen responden menyatakan baik serta 35 persen responden menyatakan tidak baik.

Dari 43,4 persen responden yang menyatakan baik, mereka beranggapan, Ahok adalah figur yang tegas sebanyak 66,4 persen, berani (12,0 persen), jujur (5,1 persen), dan dekat dengan rakyat (5,1 persen). Menurut Hamdi, sikap Ahok yang kadang-kadang emosional dan berani membuka dugaan korupsi di DPRD menimbulkan persepsi membela masyarakat.

Sebaliknya, kata dia, DPRD yang selama ini berada di wilayah nyaman, jadi merasa terganggu dengan sikap Ahok yang membuka dugaan korupsi DPRD ke ruang publik. "Dengan sikap tersebut maka popularitas dan elektabilitas Ahok akan naik, tapi sebaliknya tidak ada partai politik yang bersedia mengusung Ahok menjadi calon geubernur pada Pilkada 2017," katanya.

Karena itu, Hamdi Muluk mengusulkan agar Ahok berani tampil sebagai calon gubernur DKI Jakarta dari jalur perseorangan. Apalagi, kata dia, jika selama dua tahun ke depan, Ahok terus mnerapkan program-program pro-rakyat maka popularitas dan elektabilitasnya akan semakin meningkat.

Hamdi mencontohkan, program pro-rakyat antara lain adalah pengerukan daerah aliran sungai (DAS) dan waduk Pulit sehingga dapat mencegah banjir serta menampatkan masyararakat kelas bawah di rumah susun.

Menyikapi persoalan kemacetan dan banjir di Jakarta, menurut Hamdi, hal itu terjadi karena kesalahan dari pembangunan kota yang tidak terencana dengan baik dan sudah terjadi selama sekitar 40 tahun. "Jadi siapapun yang menjadi gubernur DKI, akan hadapi masalah macet dan banjir, bukan hanya Ahok," katanya.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement