Rabu 27 May 2015 22:25 WIB

Produksi Padi Petani Riau tak Terpengaruh Isu Beras Plastik

 Sofyan (37) menunjukkan beras yang diduga beras plastik di kelurahan Dasan Agung, Mataram, NTB, Selasa (26/5).
Foto: Antara/Ahmad Subaidi
Sofyan (37) menunjukkan beras yang diduga beras plastik di kelurahan Dasan Agung, Mataram, NTB, Selasa (26/5).

REPUBLIKA.CO.ID, DUMAI -- Kabar beredarnya beras sintetis, tidak memengaruhi ketahanan pangan atau penurunan produksi di Dumai, Provinsi Riau. Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Kota Dumai Riau Dwi Oristyawan mengatakan, selain terus diawasi dari sisi perdagangan di pasar oleh instansi terkait, juga dipastikan tidak berdampak pada produksi padi petani setempat.

"Produksi padi petani kita tetap jalan seperti biasa dan tidak terpengaruh oleh isu peredaran beras plastik ini," kata dia, di Dumai, Rabu (27/5).

Ia menjelaskan, dalam rapat koordinasi dewan ketahanan pangan pemerintah, persoalan beras palsu juga mendapat perhatian. Semua pihak terkait diminta untuk memperketat pengawasan.

Dikhawatirkan dari isu ini bisa menyebabkan keresahan masyarakat yang akan menghadapi bulan suci Ramadhan, serta menimbulkan gejolak harga maupun penurunan minat beli. "Masalah beras plastik ini akan diantisipasi sedini mungkin supaya tidak meresahkan masyarakat," jelasnya.

Terkait produksi padi, lanjut dia, kelompok petani padi di Dumai mengusahakan cocok tanam diatas lahan tadah hujan seluas ribuan hektare dengan hasil sekitar 5-6 ton per hektare. Kemajuan pertanian Dumai saat ini, menurutnya karena sentral padi di Kecamatan Sungai Sembilan sudah swasembada padi dan bisa membantu mencukupi kebutuhan wilayah lain di perkotaan.

"Hasil pertanian padi di Kecamatan Sungai Sembilan surplus dan membantu kebutuhan masyarakat di daerah perkotaan, dan pemerintah akan terus mendorong petani untuk meningkatkan produksi," ujarnya.

Kekhawatiran peredaran beras sintetis telah dilakukan mengambil sampel beras yang dijual di pasaran oleh pihak Bulog dan Disperindag setempat. Namun hasilnya masih menunggu uji laboratorium BPOM Pekanbaru.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement