REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua DPR dari Fraksi Partai Demokrat Agus Hermanto menyesalkan ketidakhadiran Menteri ESDM Sudirman Said di Komisi VII DPR RI untuk mengklarifikasi pernyataannya menyangkut mafia migas.
"Hari ini Menteri ESDM tidak datang dipanggil Komisi VII untuk dimintai klarifikasi terkait dengan statementnya yang menyatakan seluruh urusan mafia migas berhenti di Istana," katanya, Kamis (21/5).
Politikus Demokrat itu mengatakan bahwa Sudirman Said beralasan tidak dapat hadir karena ada jadwal lain. Padahal, kata Agus, undangan yang ditujukan kepada Sudirman Said sudah disesuaikan waktunya sejak beberapa hari lalu.
"Sebelumnya tidak hadir. Sekarang sudah diundur waktunya, masih tidak hadir juga," ujarnya.
Agus berharap Sudirman dapat segera mengklarifikasi pernyataannya bahwa urusan pemberantasan mafia migas pada era presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono selalu terhenti di Istana. Menurut Agus, pernyataan itu tidak didukung bukti kuat dan mengarah pada "berita bohong".
"Pemberitaan yang dalam tanda kutip bohong ini disebarluaskan begitu saja sehingga klarifikasi harus disampaikan secara transparan," ucapnya.
Pernyataan Sudirman Said menyebut upaya pemberantasan mafia migas berhenti di Istana menurut Agus juga bersinggungan dengan keberadaan institusi parlemen.
Ia berpendapat bahwa pernyataan itu seolah memosisikan DPR selaku lembaga pengawas tidak berfungsi.
"Sekarang DPR ini juga sedang melaksanakan fungsinya mengawasi pernyataan Menteri ESDM. Akan tetapi, dia diundang tidak datang. Pernyataannya harus diklarifikasi, jangan sampai karena ingin dapat popularitas jadi menjelekkan orang," tandasnya.