REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) se-Jawa Timur menggelar aksi unjuk rasa di depan pintu gerbang utara Universitas Brawijaya (UB) untuk menyambut kedatangan Presiden Joko Widodo ke Malang.
Dari pantauan, aksi unjuk rasa yang digelar di depan jembatan Soekarno-Hatta, diwarnai aksi saling dorong antara mahasiswa dan anggota polisi.
Koordinator Wilayah (Korwil) BEM SI se-Jatim, Reza Adi Pratama mengatakan, rencana mahasiswa memblokir Jembatan Soekarno-Hatta batal. Polisi melarang mahasiswa keluar dari kampus.
Polisi menghadang para mahasiswa tepat di pintu gerbang sebelah utara UB atau di depan Jembatan Soekarno-Hatta.
"Kami sudah dihadang polisi sejak hendak keluar gerbang kampus. Polisi melarang kami turun ke jalan," katanya, Selasa (21/5).
Reza mengatakan dalam aksi ini para mahasiswa ingin bertemu langsung dengan Jokowi. Para mahasiswa ingin menyampaikan soal stabilitas perekonomian di Indonesia. Para mahasiswa juga meminta Jokowi untuk memberikan kembali subsidi BBM.
"Kami ingin memblokir jalan, kami ingin bertemu langsung dengan Jokowi untuk menyampaikan berbagai permasalahan nasional," ujarnya.
Ia mengatakan para mahasiswa untuk sementara membubarkan diri. Tapi mahasiswa juga masih berkoordinasi untuk menggelar aksi lagi di gedung DPRD Kota Malang.
"Kami masih koordinasi untuk menggelar aksi di gedung DPRD," katanya.
Dalam demostrasi ini juga terjadi aksi dorong-dorongan yang dipicu tindakan polisi melarang mahasiswa turun ke jalan. Para mahasiswa ingin menggelar aksi di jalan.
Tetapi, polisi menghadang mereka di pintu gerbang. Polisi membentuk barisan di depan para mahasiswa yang menggelar aksi.
Sambil berorasi, para mahasiswa merangsek untuk menerobos barikade polisi. Polisi terus menahan desakan dari mahasiswa. "Permisi, permisi, kami mau lewat, kalau tidak bisa lewat, urusan jadi gawat," teriak para mahasiswa.
Mahasiswa hanya mampu menggelar aksi unjuk rasa di pintu gerbang kampus Univeristas Brawijaya (UB) atau di depan Jembatan Soekarno-Hatta.
Rencananya, para mahasiswa ingin menggelar aksi di jalan raya depan Jembatan Soekarno-Hatta. Tetapi, polisi melarang para mahasiswa menggelar aksi di jalan.
Kasubag Humas Polres Malang Kota, AKP Nunung Anggraeni mengatakan polisi memang melarang mahasiswa keluar kampus. Polisi ingin kedatangan Presiden Joko Widodo ke Kota Malang berjalan lancar.
"Ada 200 personel yang kami siagakan di lokasi demo. Kami mengupayakan agar aksi mahasiswa tida di jalan karena ada kedatangan Presiden," tandasnya.