Selasa 19 May 2015 09:59 WIB

Proyek Monorel Rumit, Ridwan Kamil: Saya Nggak Mau Janji

Rep: c01/ Red: Esthi Maharani
Ridwan Kamil
Foto: ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf
Ridwan Kamil

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Wali Kota Bandung Ridwan Kamil mengungkapkan pelaksanaan proyek monorel di Kota Bandung tidak sederhana. Untuk itu, Ridwan tidak berani menjanjikan target waktu, mengingat banyak hal yang perlu dipertimbangkan.

"Saya ngga mau janji waktu lagi," ungkap Ridwan saat ditemui di Gedung DPRD Kota Bandung Jalan Sukabumi, Senin (18/5).

Ridwan mengungkapkan sulit untuk menjanjikan waktu karena mekanisme perencanaan dan tarik-ulur yang dilakukan investor tidak sederhana. Salah satu contohnya, ada investor asing yang mengajukan 20 pertanyaan kepada Ridwan terkait keyakinan akan proyek tersebut dan hal lainnya.

Selain itu, Ridwan juga menuturkan ada sebanyak 25 surat yang harus hadir sebelum konstruksi dimulai. Pada awalnya, Ridwan sempat tak menyangka prosedur yang harus dilalui ada sebanyak itu. Meski begitu, Ridwan tetap akan mengerjakan proyek ini hingga tuntas.

"Doakan saja. Saya yang berat dikerjakan walau pun belum kelihatan, yang mudah juga (dikerjakan)," lanjut Ridwan.

Terkait proyek monorel, saat ini sudah ada lima besar kandidat investor untyuk pembangunan proyek besar ini. Dua di antaranya merupakan investor asing asal Singapura dan Korea. Sedangkan tiga lainnya merupakan investor yang berasal dari dalam negeri. Ridwan memperkirakan dalam waktu dekat investor terpilih sudah bisa diumumkan kepada masyarakat.

Ridwan berharap usai pengumuman tersebut, proyek monorel ini segera bergerak ke perencanaan yang mendetail. Untuk tahap satu, monorel yang dibangun ialah jalur Babakan Siliwangi hingga Leuwi Panjang sepanjang 10 km. Terkait monorel ini, Ridwan juga menyatakan tidak ada pembebasan lahan. Pasalnya, lahan yang digunakan merupakan lahan milik pemerintah.

"Kemungkinan lebih duluan cable car (daripada monorel). (Realisasi) Cable car bisa tahun ini," jelas Ridwan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement