REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Wilda Fizriyani
Suprapto (42 tahun) selalu sigap jika terjadi kebakaran di lingkungannya. Sepeda motor yang dilengkapi selang pemadam kebakaran segera dikerubungi warga setibanya di lokasi kebakaran.
‘’Mereka ingin ikut menggunakan selang itu untuk memadamkan api,’’ ujar Suprapto, anggota tim Barisan Sukarelawan Kebakaran (Balakar) Kebon Melati, Tanah Abang, kepada Republika Online (ROL), Senin (18/5).
Menghadapi warga yang bersikukuh menggunakan selang pemadam kebakaran, Suprapto selalu berusaha menjelaskan kepada mereka. Setelah itu, warga akan mengerti dan ikut membantu memadamkan api dengan alat lain. Suprapto beserta Ipul (29) dan Angga (24) merupakan tim Balakar di Kelurahan Kebon Melati, Tanah Abang. Mereka adalah staf yang memiliki tanggung jawab menanggulangi kebakaran di Kebon Melati dan sekitarnya.
Menurut Suprapto, wilayah Tanah Abang merupakan lokasi yang rawan kebakaran. Wilayah yang sering terjadi kebakaran adalah Kelurahan Kebon Kacang, Kebon Melati, dan Petamburan. Jumlah penduduk yang terus bertambah setiap tahun, membuat wilayah Tanah Abang semakin padat rumah. Bangunan rumah yang tak memiliki jarak, bahkan sangat menempel itu, membuat Tanah Abang semakin terlihat sesak.
Karena rapatnya, jika ada kobaran api akan menjadi hal yang wajar jika rumah lainnya ikut 'menerima' api dari sebelahnya. Apalagi rumah yang terbuat dari kayu, yang biasa dikenal sebagai rumah semi permanen.
Pemukiman padat penduduk dan gang yang sempit membuat kendaraan besar susah masuk. Hal ini akan menjadi masalah besar ketika terjadi kebakaran.
Saat terjadi kebakaran, mobil pemadam kebakaran merupakan kendaraan yang sangat dibutuhkan. Namun gerak mobil itu akan terhambat jika wilayah tersebut susah dimasuki. Tanah Abang yang semakin rapat dengan gang-gang yang kecil, mendorong Sudin Damkar (Suku Dinas Pemadam Kebakaran) Jakarta Pusat mengeluarkan sepeda motor pemadam dan sepeda pemadam.
Suprapto, Ipul, dan Angga adalah pekerja harian lepas (PHL) di Kelurahan Kebon Melati. Sebagai pekerja harian lepas, gaji mereka ditanggung oleh kelurahan. Pada saat Sudin Damkar membuat program pelatihan pemadam kebakaran untuk kelurahan, mereka pun diikutkan dalam pelatihan itu. Teori dan praktik mengenai pemadaman kebakaran adalah hal yang mereka pelajari. "Lokasinya bisa di mana saja, seperti kelurahan dan sebagainya," kata Suprapto.
Sewaktu pelatihan mereka diajari cara-cara memadamkan api saat kebakaran. "Dari kebakaran kecil sampai besar," ujar Suprapto.
Ada sekitar 200 warga dari seluruh Jakarta yang mengikuti pelatihan selama empat hari yang diadakan di Kemayoran. Tim Balakar sepeda motor ini diharapkan dapat sigap mengatasi kebakaran di kampung-kampung yang susah dimasuki mobil pemadam kebakaran.
Selama kurun 2014, ada 1.348 kasus kebakaran yang terjadi di DKI Jakarta. Sebanyak 148 kebakaran tejadi di Jakarta Pusat, 349 kebakaran di Jakarta Timur, 323 kebakaran di Jakarta Barat, 309 kebakaran di Jakarta Selatan, dan 219 kebakaran di Jakarta Utara.
Setelah mengikuti pelatihan, mereka pun diberi tugas sebagai anggota Balakar. Mereka bertanggung jawab apabila terjadi kebakaran di Kelurahan Kebon Melati dan sekitarnya. Di waktu senggang, Suprapto dan teman-temannya suka melakukan latihan, untuk meningkatkan keterampilan memadamkan api menggunakan sepeda motor pemadam itu.
Sepeda motor pemadam kebakaran diserahkan Sudin Damkar kepada Lurah Kebon Melati. Sepeda motor pemadam itu kemudian menjadi teman bagi masyarakat Kebon Melati jika terjadi kebakaran, sejak 2012.
Sepeda motor pemadam kebakaran itu menjadi tanggung jawab Suprapto dan kawan-kawan. Untuk perawatan, kelurahan tak menerima anggaran dari Sudin Damkar. Tapi, mereka berusaha agar motornya tidak mengalami kerusakan. Uang bensin disediakan oleh lurah.
Agar tetap berfungsi selama tak ada kebakaran, mereka memanfaatkan sepeda motor pemadam itu untuk keperluan lain agar mesin tetap berfungsi dengan baik. "Biasanya kami pakai juga untuk menyiram bunga," kata Suprapto.
Sepeda motor pemadam ini sudah dipakai sebanyak empat kali untuk memadamkan kebakaran. Terakhir saat kebakaran ketika ada banjir pada 2013. Selebihnya, 1-2 kali dalam seminggu dipakai untuk menyiram tanaman.
Sepeda motor 250 cc dengan tabung air yang berkapasitas 400 liter memang sangat berguna bagi masyarakat. Suprapto menjelaskan, air sudah disiapkan dari kelurahan apabila terjadi kebakaran. Apabila habis, mereka mengambil dari persediaan air yang ada di mobil pemadam kebakaran.
Kecepatan laju motor pemadam kebakaran ini berkisar 40-50 kilometer per jam. Suprapto beralasan, mereka harus berhati-hati saat mengendarai motor. Muatan yang mereka bawa menjadi alasan motor harus dijalankan dengan kecepatan normal.
Tak bisa dimungkiri, meski kelurahan sudah memiliki motor, untuk memadam kebakaran kelurahan masih memerlukan mobil pemadam. Motor digunakan untuk membantu dan langkah awal sebelum mobil pemadam tiba di lokasi.
"Ada satu kisah saat pemadaman api yang cukup membuat kami bangga," ujar Suprapto. Saat terjadi kebakaran di salah satu rumah susun, timnya berhasil memadamkan api dengan baik. "Sedangkan mobil pemadam baru datang saat semua hampir selesai," kenang laki-laki bertubuh tinggi itu.
Ipul menceritakan, tim Balakar Kebun Melati ini pernah menjuarai lomba tingkat DKI Jakarta. Lomba tersebut diadakan oleh Dinas Damkar Jakarta pada Februari 2013. Lomba Balakar ini terbagi tiga, yaitu pemadaman api dengan alat pemadam kebakaran (apar), pemadaman dengan karung, dan pemadaman dengan sepeda motor pemadam. Ipul menceritakan, pada lomba sepeda motor pemadam, mereka hanya bisa mendapatkan posisi kedua. Sedangkan pemadaman api dengan apar mereka juara pertama.
"Penyebab kita kalah, karena mesin motornya agak rusak saat dipakai," ungkap Ipul. Ia dan timnya harus mengakui kehebatan tim Jakarta Selatan.
Sepeda pemadam
Kepala Seksi Sarana Sudin Damkar Jakarta Pusat, Suwito, menyatakan telah membagikan 21 unit motor pemadam kebakaran di 18 kecamatan di Jakarta Pusat. Dana yang harus dikeluarkan untuk satu motor sekitar Rp 180 juta lewat lelang. ‘’Bagian termahal dari motor ini adalah mesinnya,’’ ujar Suwito.
Tak hanya sepeda motor yang digunakan oleh Tim Balakar. Sepeda pun digunakan. Sepeda pemadam ini dioperasikan di Karet Tengsin, tepatnya di RW 007.
Andriansyah selaku staf Kelurahan Karet Tengsin, RW 007 merupakan wilayah yang paling rawan kebakaran di antara wilayah lain. Selain bangunan yang rapat dan semipermanen, penduduknya pun cukup membludak.
Awalnya, penempatan sepeda hanya di satu RW itu menuai protes dari warga RW lain, karena menginginkan di RW mereka juga disediakan. Namun, kecemburuan ini dapat diatasi setelah pihak kelurahan menjelaskan ke masyarakat. Alasan dipilihnya RW 07 sebagai penerima sepeda pemadam, karena lokasinya cukup padat dan dinilai paling rawan kebakaran.
Sepeda ini baru digunakan satu kali untuk meminimalisasi kebakaran. "Kebakaran pernah terjadi di perbatasan antara Karet Tengsin dan Bendungan Hilir," kata Andriansyah.
Kendaraan beroda dua ini juga baru dioperasikan sekali pada saat banjir untuk menyedot air banjir. "Banjir besar pernah terjadi pada tahun 2013," jelas Andriansyah.
Lukman, ketua RW 007, menjelaskan sepeda pemadam baru diterima seminggu setelah dirinya terpilih sebagai ketua RW pada Januari 2014. Karena masih baru, kondisinya pun masih baik dan belum mengalami kerusakan.
Sepeda pemadam kebakaran ini sama sekali belum digunakan untuk memadamkan api. Menurut ketua RW yang berusia 34 tahun ini, sepeda baru digunakan untuk menyiram tanaman dan membersihkan darah hewan kurban saat Idul Adha.
Langkah tersebut dilakukan agar mesin tetap berjalan baik. Sehingga sepeda bisa digunakan saat situasi darurat seperti kebakaran. "Saya sih berharap tidak pernah terjadi kebakaran lagi," ujar Lukman.
Lukman menjelaskan, yang bertugas mengoperasikan sepeda pemadam selama ini cukup banyak. "Bisa siapa saja," tambah dia.
Sepeda juga biasa digunakan oleh karang taruna dan Remaja Pecinta Alam (Repel) dan tim rescue. Agar mesin tetap baik, sepeda memang sering dipakai untuk menyiram tanaman. Mereka biasanya melakukan 1-3 kali dalam seminggu.
Sama halnya dengan kelurahan lain, di Kelurahan Karet Tengsin pun tidak menerima anggaran dari Sudin Damkar. Mereka memakai anggaran yang ada di kelurahan dan RW.
Menunggu perbaikan
Desember 2013 adalah terakhir kalinya sepeda motor pemadam kebakaran di Kebon Kacang ini berfungsi. Kini ia hanya tersimpan rapi di kantor kelurahan. Kendaraan yang seharusnya berkontribusi demi kebutuhan masyarakat, malah diam di bawah sebuah tenda.
Kendaraan ini diharapkan kehadirannya untuk membantu masyarakat yang mengalami kebakaran. Tempat-tempat yang sulit dijangkau oleh mobil adalah prioritas penggunaan motor pemadam kebakaran ini.
Sepeda motor dengan warna merah ini masih berdiri tegak di bawah tenda berwarna jingga. Debu-debu terlihat menempel di seluruh tubuh motor, termasuk pada selangnya. Daun-daun kering berserakan di sekitar motor itu.
Kini sepeda motor itu hanya terpaku di pojok halaman kelurahan ditemani gerobak sampah di sampingnya. Di Kelurahan Kebon Kacang, Tanah Abang, sepeda motor pemadam kebakaran ini sudah tidak dipakai lagi. Padahal wilayah ini sangat rawan kebakaran.
Salah satu staf Kelurahan Kebon Kacang, Bayu Buwana, mengatakan, sepeda motor pemadam kebakaran ini sudah lama tidak dioperasikan kembali. Ia juga menambahkan, kelurahan tidak menerima biaya pemeliharaan dari Suku Dinas Pemadam Kebakaran (Sudin Damkar) Jakarta Pusat.
Sama halnya dengan kondisi sepeda motor pemadamkebakaran di Kelurahan Pertamburan. “Motor pemadam kebakaran ini tidak berfungsi selama setahun,” ungkap Hj Nur Komariah, lurah Petamburan.
Nur Komariah sering menelepon Sudin Damkar. “Bagaimana ini? Motor rusak! Tolong diperbaiki motornya,” kenang wanita berjilbab ini.
Lurah wanita ini bercerita, sebelumnya ada dua media yang memberitakan kerusakan itu. Seminggu setelah pemberitaan, pihak Sudin Damkar pun menghubunginya untuk memperbaikinya. "Terakhir, mesinnya sudah bisa menyala. Tapi, keadaannya tidak sepenuhnya 'sehat'," ungkap Bu Lurah.
Hal ini sangat berbeda dengan dengan kelurahan Kebon Melati. Motor pemadam kebakaran masih berfungsi sampai saat ini. Secara kasat mata dapat dilihat perbedaan kondisi sepeda motor pemadam kebakaran di Kelurahan Kebon Kacang sebelumnya. Di kelurahan Kebon Melati, motor terlihat terawat dengan rapi. Siapa pun yang melihat akan dapat menyimpulkan, motor itu masih berfungsi.
Motor yang memiliki tangki air di belakangnya ini memang terlihat baik-baik saja. Tapi bukan berarti benda ini tidak pernah mengalami kerusakan. Suprapto mengatakan jika sepeda motor mereka juga terkadang mengalami kerusakan.
Jika ada kerusakan, Suprapto menelepon Sudin Damkar Jakarta Pusat. ‘’Terakhir yang mengalami kerusakan itu bagian starter-nya," kata dia.