REPUBLIKA.CO.ID, NEGARA -- PT Pertamina melakukan Operasi Pasar untuk gas elpiji ukuran tiga kilogram, di Kabupaten Jembrana, Bali, setelah terjadi kelangkaan gas bersubsidi tersebut.
Namun diduga karena kurang sosialisasi, operasi pasar yang dilakukan di Kecamatan Negara, Jembrana dan Melaya, Kamis, dengan jatah masing-masing 560 tabung ini, sepi pembeli.
"Saya tahu ada Oerasi Pasar untuk elpiji dari tetangga saya. Kalau banyak warga yang tahu, pasti akan berdatangan ke sini karena memang sulit mendapatkan elpiji tiga kilogram," kata Sumiatun, yang membeli elpiji Operasi Pasar di SPBU Desa Kaliakah.
Selain langka, Rohim Jofrin, warga lainnya mengatakan, selisih harga antara Operasi Pasar yang Rp14.500, jauh lebih murah dibandingkan harga di pengecer yang mencapai Rp19 ribu pertabung.
Untuk Kecamatan Negara yang dipusatkan di SPBU Desa Kaliakah, dari jatah 560 tabung, hanya terjual 123 tabung, sehingga warga yang membeli berharap ada Operasi Pasar lanjutan dengan tambahan sosialisasi.
Sementara Ketua DPRD Jembrana I Ketut Sugiasa yang dihubungi meminta, pemerintah dan aparat terkait mengawasi pengisian maupun distribusi elpiji, agar tidak terjadi manipulasi maupun penimbunan.
Ia mengatakan, kebutuhan masyarakat yang disubsidi rawan dua hal tersebut, sehingga pengawasan harus dimulai dari stasiun pengisian gas elpiji hingga ke tingkat pengecer.
"Harus dicari sebab kelangkaan ini, apakah memang benar disebabkan jumlah konsumen yang meningkat sementara pasokan dari Pertamina tetap, atau ada permainan," katanya.
Menurutnya, permainan tersebut selain penimbunan, bisa dilakukan dengan mengoplos gas elpiji ukuran tiga kilogram ke tabung elpiji ukuran 12 kilogram, seperti yang diungkap kepolisian beberapa waktu lalu.