REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Susilo Bambang Yudoyono (SBY) kembali terpilih secara aklamasi sebagai ketua umum partai Demokrat periode 2015-2020. Dengan terpilihnya kembali SBY sebagai ketua umum, posisi Demokrat dinilai tak akan berubah di koalisi.
Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kritiyanto mengatakan pihaknya tetap menghormati keputusan politik yang diambil SBY sebagai ketum Demokrat. Yaitu, posisi yang selama ini memang melekat pada partai yang pernah memenangi Pemilu di Indonesia itu sebagai parpol penyeimbang. Artinya, posisi Demokrat pasca kongres sama seperti sebelum kongres kemarin.
"Saya pikir kita menghormati posisi politik Demokrat berasa di tengah-tengah sebagai penyeimbang," katanya pada Republika, Kamis (14/5).
Menurutnya, posisi Demokrat ini tetap menempatkan partai berlambang Mercy tersebut sebagai mitra kritis terhadap pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla. PDIP dan pemerintah, imbuh Hasto, menghormati sikap politik Demokrat sebagai penyeimbang. Dengan posis penyeimbang, justru akan menghidupkan demokrasi terhadap pemerintahan Jokowi.
"Adanya posisi Parpol penyeimbang akan justru dapat menjadi kekuatan politik yang akan membuat kebijakan pemerintah lebih berpihak pada rakyat," imbuh Hasto.
Hasto membantah isu bahwa Demokrat merapat ke Koalisi Indonesia Hebat (KIH) setelah kongres dilakukan. Meskipun, dalam kongres yang juga dihadiri Presiden Jokowi itu, ketua parpol KIH lebih mendominasi dari sisi kehadiran dibanding parpol Koalisi Merah Putih (KMP).
Menurut Hasto, posisi dan sikap politik Demokrat terlihat dari hasil keputusan yang diambil dalam forum tertinggi parpol yaitu kongres. "Sikap di kongres adalah sikap kritis dan penyeimbang," tegasnya.