Senin 11 May 2015 20:36 WIB

Demam Akik, Kontraktor di Samarinda Banting Setir Jadi Tukang Gosok

 Pengrajin melakukan proses pembentukan batu akik di Kawasan Bukit Duri, Jakarta Selatan, Selasa (4/11).   (Republika/Raisan Al Farisi)
Pengrajin melakukan proses pembentukan batu akik di Kawasan Bukit Duri, Jakarta Selatan, Selasa (4/11). (Republika/Raisan Al Farisi)

REPUBLIKA.CO.ID, SAMARINDA -- Seorang kontraktor pembangunan proyek fisik di Kota Samarinda, Kalimantan Timur, Awang Irwandi merelakan diri beralih profesi menjadi perajin batu akik. Keputusan banting setir setelah ia melihat tingginya minat masyarakat terhadap barang tersebut.

"Kalau gosok batu akik penghasilannya lebih pasti ketimbang memburu proyek yang pembayarannya tidak jelas. Dalam satu hari mulai pagi hingga sore, saya bisa memotong dan menghaluskan antara 10 hingga 12 batu akik," kata Awang Irwandi ditemui di Samarinda, Senin (11/5).

Irwandi yang lulusan sarjana hukum itu mengaku sudah bosan menjadi kontraktor sejak dua tahun lalu. Pembayaran pekerjaan proyek dari pemerintah sering telat, kata dia, sehingga anak buahnya juga sering menagih upah yang membuatnya pusing.

Menurutnya, satu batu akik yang dia gosok upahnya rata-rata Rp 35 ribu, yakni mulai memotong hingga menghaluskan. Jika dalam satu hari terdapat 10 batu yang digosok, dirinya mendapat penghasilan sebesar Rp 350 ribu.

Itu berarti dalam satu bulan dia akan mendapat penghasilan kotor sebesar Rp 10 Juta.

Irwandi mengaku menekuni profesi perajin batu akik tersebut secara tidak sengaja. Pekerjaan itu dimulai dari iseng membantu temannya yang penggemar batu akik, kemudian merambat ke orang lain yang juga minta digosokkan.

"Tahun lalu saya diminta tolong Pak Edi (pegawai Taman Budaya Samarinda) untuk memotongkan batunya. Setelah itu banyak teman-teman Pak Edi yang juga minta dipotongkan. Dari situlah saya putuskan terjun," kata Irwandi.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement