REPUBLIKA.CO.ID,SURABAYA—Perhatian Pemerintah Kota Surabaya memajukan kualitas dan daya saing warganya memang bukan isapan jempol semata. Di bawah kepemimpinan Wali Kota Tri Rismaharini, metropolitan berjuluk Kota Pahlawan ini merancang berbagai program untuk mengembangkan kapasitas warga, salah satunya melalui pembangunan taman bacaan masyarakat atau TBM.
Di Surabaya, taman bacaan atau perpustakaan tidak hanya bisa didapati di sekolah-sekolah atau di pusat kota saja. Di sini, Anda bisa dengan mudah menemukan taman bacaan, mulai di kantor-kantor RW, kelurahan, kecamatan, taman kota, hingga puskesmas.
Tidak seperti di tempat-tempat lain, di mana taman bacaan tidak terawat dan sepi pengunjung, taman bacaan di Surabaya hidup dan menjadi ruang publik. Itu karena taman bacaan di Surabaya dikelola secara profesional dan kreatif oleh para petugas khsusus. Mereka bekerja langsung di bawah Badan Arsip dan Perpustakaan Kota Surabaya.
Salah satu taman bacaan yang unik adalah TBM Taman Flora di Jalan Manyar, Surabaya. TBM Taman Flora berada di persis di tengah-tengah hutan kota. Sekalian rehat dan menikmati sejuknya taman flora, para pengunjung bisa mampir dan membaca berbagai buku koleksi. Atau sebaliknya, para pengunjung TBM bisa membaca sambil menikmati hawa segar dan cericit burung.
TBM Taman Flora memiliki lebih dari 2 ribu koleksi bacaan, mulai dari cerita anak, novel, buku agama, hingga buku-buku berbagai keahlian. Koleksi TBM memang tergolong sedikit bila dibandingkan dengan perpustakaan-perpustakaan besar. Namun, begitulah konsep Pemerintah Kota Surabaya yang ingin membuat taman bacaan dalam ukuran kecil, tetapi dalam jumlah banyak dan mudah dijangkau masyarakat.
Meski berada di kantor keluarahan dan RW, taman-taman bacaan yang dikelola muda-mudi tersebut sebagian besar memiliki blog sebagai media informasi. Tengok saja laman blog forum TBM se-Kelurahan Jagir di alamat tbmsejagir.wordpress.com, yang menghimpun sembilan TBM di tingkat RW. Atau lihat juga laman blog TBM RW 1 Kelurahan Wonokromo di alamat tbm-wonokromo.blogspot.com.
TBM Taman Flora dijaga oleh pemuda 26 tahun bernama Sapto Wicaksono. Alumnus Sastra Indonesia Universitas Airlangga (Unair) itu mengabdikan diri di TBM Taman Flora sejak 2012. Selain di Taman Flora, Sapto juga diperbantukan untuk mengelola taman bacaan di SDN Kedung Baruk II. Sapto mengaku senang bisa menyumbangkan tenaganya untuk mendukung kemajuan masyarakat lewat taman bacaan.
Menurut Sapto, ada ratusan muda-mudi yang bekerja menjadi pengelola TBM seperti dia di Surabaya. Jumlah TBM yang dikelola pemerintah Kota Surabaya sendiri, menurut Sapto, sekitar 500 unit, yang tersebar di seluruh Surabaya. “Kami juga punya taman bacaan mobil keliling. Senin sampai Jumat biasanya mobil keliling ke sekolah-sekolah di pinggiran Kota Surabaya. Kalau Sabtu-Minggu biasanya stay di taman-taman yang enggak ada TBM-nya,” ujar Sapto ketika Republika berkunjung, Senin (5/5).
Karena berjauhan dengan pemukiman warga, menurut Sapto, pengunjung TBM Taman Flora umumnya pengunjung taman. Dalam sehari, menurut dia, rata-rata TBM Taman Flora dikunjungi 20 orang, mulai dari anak-anak TK hingga orang dewasa. “Kegiatan di sini macam-macam. Enggak hanya membaca. Ada membaca cerita, meresume cerita, membuat origami, mewarnai gambar, dan lain-lain,” ujar warga Kampung Karang Menjangan, Surabaya itu.
Di Taman Flora, selain TBM, ada juga fasilitas Broadband Learning Center atau BLC. BLC merupakan tempat pendidikan komputer dan internet gratis untuk warga Surabaya. Di Surbaya, ada 22 BLC yang tersebar di berbagai sudut Kota Surabaya. Di Taman Flora, TBM dan BLC berbagi ruangan yang sama di bangunan berukuran sekitar 12 x 4 meter.
Senin (5/5) ketika Republika berkunjung. TBM dan BLC sudah sibuk mendapat kunjungan beberapa orang anak. Bocah-bocah laki-laki tampak asyik bermain komputer, sementara anak-anak perempuan terlihat memilah dan membaca buku-buku novel. Andi Nurroni