Ahad 03 May 2015 23:49 WIB

Sejak 1992, 1.123 Jurnalis Terbunuh karena Aktivitas Jurnalistiknya

Anggota Aliansi Jurnalistik Independen (AJI) mengikuti aksi Hari Kebebasan Pers Sedunia di Taman Menteng, Jakarta Pusat, Ahad (3/5). (Republika/Wihdan)
Anggota Aliansi Jurnalistik Independen (AJI) mengikuti aksi Hari Kebebasan Pers Sedunia di Taman Menteng, Jakarta Pusat, Ahad (3/5). (Republika/Wihdan)

REPUBLIKA.CO.ID, BALIKPAPAN -- Aliansi Jurnalis Independen (AJI) mencatat, sejak 1992 terdapat 1.123 jurnalis di seluruh dunia terbunuh karena aktivitas jurnalistiknya. Sebanyak 19 orang di antaranya terbunuh pada 2015 ini.

Sementara di Indonesia, ada delapan kasus kematian jurnalis yang belum diusut tuntas oleh kepolisian. Ditambah 37 kasus kekerasan yang terjadi sepanjang 3 Mei 2014 hingga 3 Mei 2015.

"AJI dalam posisi untuk terus menuntut polisi segera mengusut tuntas kasus-kasus itu, dan menyerukan agar tidak terjadi kasus serupa," kata Ketua AJI Balikpapan Novi Abdi, mengutip pernyataan pers Ketua AJI Indonesia Suwarjono, Ahad (3/5).

Di Balikpapan sendiri, meski kasus kekerasan terhadap jurnalis sebagai korban utama tergolong minim, namun tetap terjadi. Kasus terakhir adalah kejadian pemukulan oleh Bripda Irfan Ramita dari Polres Balikpapan yang menimpa Edwin Agustyan, jurnalis Kaltim Post saat kisruh demonstrasi mahasiswa menolak UU Pilkada di depan DPRD Balikpapan, 10 Oktober 2014.

Kapolres Balikpapan meminta maaf kepada Edwin dan jurnalis Balikpapan secara umum, serta menjatuhkan hukuman disiplin kepada anak buahnya tersebut.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement