Ahad 03 May 2015 10:50 WIB

Survei: Optimisme Ekonomi dan Hukum di Era Jokowi Rendah

Rep: Mas Alamil Huda/ Red: Joko Sadewo
Presiden Joko Widodo (Republika/Agung Supriyanto)
Presiden Joko Widodo (Republika/Agung Supriyanto)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA –- Tingkat optimisme publik terhadap pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di bidang ekonomi, penegakan hukum dan pemberantasan korupsi cukup rendah. Dari hasil survei yang dilakukan Alvara Research Center, ketiga bidang tersebut bahkan terus merosot dalam beberapa bulan terakhir.

CEO Alvara Research Center, Hasanuddin Ali mengatakan, tingkat optimisme masyarakat terhadap kondisi ekonomi Indonesia satu tahun mendatang  sebesar 74,9 persen. Hal ini mengindikasikan bahwa derajat keyakinan publik terhadap prospek ekonomi Indonesia dalam jangka pendek tidak baik.

“Sebaiknya pemerintah Jokowi-Jusuf Kalla memiliki paket kebijakan ekonomi jangka pendek yang dampaknya langsung bisa dirasakan masyarakat,” kata Hasan kepada Republika Online (ROL), Ahad (3/5).

Stabilitas harga kebutuhan pokok dan menurunnya daya beli masyarakat harus menjadi perhatian utama Pemerintah Jokowi-JK. Hasil riset ini sekaligus menunjukkan bahwa kelas menengah yang mapan secara ekonomi ikut merasakan dampak turunnya perekonomian nasional.

Sementara tingkat optimisme kondisi penegakan hukum dan kondisi pemberantasan korupsi juga cukup rendah. Optimisme di bidang penegakan hukum hanya sebesar 57,6 persen. Sementara kondisi pemberantasan korupsi sebesar 58,7 persen.

Di bidang lain, lanjut Hasan, optimisme kondisi politik dan kondisi keamanan Indonesia dalam satu tahun mendatang cukup tinggi. Untuk kondisi politik sebesar 64,2 persen. Sementara  untuk kondisi keamanan sebesar 75,3 persen.

Survei dilakukan dua kali sejak pemerintahan Jokowi-JK terbentuk. Survei pertama dilakukan bulan Desember 2014 - Januari 2015. Dan survei kali ini dilakukan pada tanggal 23 Maret-6 April 2015 di 9 kota besar di Indonesia terhadap 2000 responden dengan usia 20-54 tahun yang ada di kota besar.

Di antaranya, Jabodetabek, Medan, Bandung, Palembang, Semarang, Surabaya, Denpasar, Balikpapan dan Makassar. Metode sampling yang digunakan adalah Stratified Random Sampling dengan margin error sebesar 2,24 persen. Data dikumpulkan melalui wawancara tatap muka.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement