Jumat 01 May 2015 07:32 WIB

Menhan Australia Sebut Eksekusi Mati karena Jokowi dalam Posisi Lemah

Presiden Joko Widodo menyampaikan pengarahan saat penyerahan Kartu Indonesia Sehat sebagai tanda kepesertaan Jaminan Kesehatan (JKN) bagi pekerja di PT Dok dan Perkapalan Kodja Bahari, Cilincing, Jakarta Utara, Selasa (28/4).   (ANTARA/Sigid Kurniawan)
Foto: ANTARA/Sigid Kurniawan
Presiden Joko Widodo menyampaikan pengarahan saat penyerahan Kartu Indonesia Sehat sebagai tanda kepesertaan Jaminan Kesehatan (JKN) bagi pekerja di PT Dok dan Perkapalan Kodja Bahari, Cilincing, Jakarta Utara, Selasa (28/4). (ANTARA/Sigid Kurniawan)

REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Menteri Pertahanan Australia, Kevin Andrews terus terang dalam mengekspresikan kemarahannya atas dieksekusinya dua warga negaranya. Tak tanggung, Andrews langsung menyerang Presiden Joko Widodo secara pedas di hadapan sejumlah wartawan.

Menurutnya, eksekusi mati dilakukan pemerintah Indonesia sebagai cara Jokowi menunjukkan kekuatannya.

"Saya pikir kita menghadapi situasi di Indonesia, di mana memiliki Presiden yang berada dalam situasi lemah. Kadang-kadang orang dalam situasi yang lemah mengambil tindakan yang mereka pikir mungkin dapat memamerkan kekuatannya," kata Andrews kepada sejumlah wartawan di Canberra dilansir Guardian, Kamis (30/4)

"Kalau itu sudah terjadi di sini ... ini adalah salah hitung yang serius pada Presiden Indonesia," sambungnya.

Kendati demikian, Menlu Australia, Julie Bishop langsung memotong komentar pedas tersebut. "Biarkan saya menggunakan kata-kata saya," kata Bishop.

"Saya mengatakan bahwa saya sangat menyesali apa yang telah terjadi. Saya membuat banyak representasi pribadi dalam sebuah penyesalan ini. Namun, Indonesia adalah mitra penting Australia dan hubungan harus terus (berjalan) untuk kepentingan kedua negara," ujarnya menambahkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement