Rabu 29 Apr 2015 14:50 WIB

Menteri Desa Berupaya Tingkatkan Kualitas Pelaksanaan Transmigrasi

 Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Marwan Jafar.
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Marwan Jafar.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Keberhasilan program transmigrasi mengatasi masalah kemiskinan bukan sekadar wacana atau klaim tanpa bukti. Pasalnya, program transmigrasi selama ini memiliki track record sangat baik dalam mengatasi masalah kemiskinan dan pengangguran di Indonesia.

Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Marwan Jafar mengatakan, lebih 2,2 juta kepala keluarga atau sekitar 8,8 juta orang warga transmigran berhasil dientaskan dari kemiskinan selama 64 tahun program transmigrasi berjalan.

Bukti nyata keberhasilan program transmigrasi adalah berkembangnya unit-unit permukiman transmigrasi menjadi sentra produksi. Yang itu menggerakkan ekonomi wilayah sekitarnya bahkan kawasan tersebut berkembang menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru, yang berperan penting dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Marwan menjelaskan, dari pusat pertumbuhan baru tersebut juga telah terbentuk pusat pemerintahan baru. Tercatat sebanyak 1.168 desa, 385 kecamatan, serta 104 kabupaten/kota baru muncul dari para transmigran.

"Bahkan, terdapat dua ibu kota provinsi di Indonesia berasal dari unit permukiman transmigrasi, yaitu Mamuju ibukota Provinsi Sulawesi Barat, dan Tanjung Salor atau Bulungan ibu kota Provinsi Kalimantan Utara," ujar Marwan dalam siaran pers di Jakarta, Rabu (29/4).

Dia melanjutkan, dapat dibayangkan berapa juta orang penduduk asli di sekitar kawasan transmigrasi yang selama ini juga turut memanfaatkan berbagai peluang usaha dan lapangan pekerjaan baru. Sehingga mereka pun terentaskan dari kemiskinan dan pengangguran, serta memiliki penghasilan layak untuk hidup sejahtera bersama keluarga.

Karena itu, Marwan menegaskan, pihaknya akan meningkatkan kualitas pelaksanaan transmigrasi dengan menerapkan pendekatan transmigrasi berbasis kawasan yang lebih komprehensif. Tidak hanya berbasis spasial semata atau berdasarkan produk unggulan tertentu, melainkan lebih menekankan pada pemberdayaan masyakat di kawasan transmigrasi secara terintegrasi dengan kawasan sekitarnya.

"Kita tidak semata-mata memindahkan orang untuk mengisi kekosongan wilayah atau sekedar menggarap lahan untuk menghasilkan produk-produk tertentu, tetapi orientasi kita yang paling utama adalah bagaimana mensinergikan dan memberdayakan sumber daya manusia (SDM) dan sumber daya alam (SDA)," kata politikus PKB tersebut.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement