Rabu 29 Apr 2015 14:38 WIB

Kecaman Eksekusi tak Pengaruhi Jumlah Wisatawan Australia di Bali

Rep: C26/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Duo Bali Nine dieksekusi mati.
Foto: The Guardian
Duo Bali Nine dieksekusi mati.

REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Australia selama ini terlihat menyuarakan kebencian mereka atas kasus Bali Nine yang tertangkap sejak 2005. Namun seperti dilansir The Sydney Morning Herald, Rabu (29/4) tak ada tanda-tanda warga Australia yang menunjukkan pemboikotannya terhadap pariwisata Bali yang bahkan terbilang meningkat.

Seperti yang kita tahu, penolakan keras dikeluarkan Asutralia atas terpidana Bali Nine yang akan dieksekusi mati. Namun, agen perjalanan online Webjet mengatakan permintaan masyarakat Australia untuk penerbangan ke Bali meningkat sebesar 42 persen selama empat minggu.

Hal ini dirasa bertentangan dengan sikap Perdana Menteri Australia, Tony Abbott yang mengecam Indonesia sejak hukuman mati dijatuhkan kepada dua Warga Negara Australia Andrew Chan dan Myuran Sukumaran.

"Ada korelasi yang rendah antara peristiwa politik dan pesanan wisatawan Australia ke Bali," kata Kepala Eksekutif Webjet, John Guscic.

Menurutnya kasus Bali Nine tidak berdampak pada pemesanan tiket ke Bali. Bahkan Pulau Dewata itu merupakan tujuan luar negeri paling populer bagi agen wisata ini untuk kalangan masyarakat negara Kanguru.

Perth-Bali rute adalah salah satu top-10 hubungan udara tersibuk dari Australia. Menurut data statistik pemerintah bahkan jumlah penumpang yang diangkut pada penerbangan ke Perth-Bali naik hampir 3 persen menjadi 881.000 pada Januari.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement