REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Festival of Nations (FON) menjadi puncak dari rangkaian Asian African Carnival 2015 yang merupakan ajang yang digelar bertepatan dengan peringatan Konferensi Asia Afrika (KAA) ke-60 di Bandung. Pembukaan FON pada Ahad (26/4) disambut dengan antusias oleh ratusan warga Bandung.
FON merupakan festival pertukaran budaya antarnegara Asia Afrika yang berlangsung atas kerjasama Pemerintah Kota Bandung, Kementerian Pariwisata serta Universitas Parahyangan. Penyelenggaraan FON ketiga ini dibuka dengan tari komedi niku oleh Komunitas Sunda Sampar.
Selanjutnya, pertunjukkan budaya dari berbagai negara Asia Afrika silih berganti menguasai panggung utama di Taman Cikapayang Bandung. Beberapa negara Asia Afrika yang turut memeriahkan panggung ialah India, Sri Lanka, hingga Cina. Selain pertunjukkan budaya, ada pula pertunjukkan musik yang dibawakan oleh Parahyena.
Selain pertunjukkan, tiap negara peserta juga membuka stand masing-masing untuk memamerkan dan mempromosikan kebudayaannya. Beberapa di antaranya memamerkan baju adat di negara masing-masing. Ada pula negara yang mempromosikan tempat pariwisata di negaranya. Selain it, ada pula negara yang menjual makanan khas dari negaranya.
"Harapannya, kegiatan ini dapat menumbuhkan kesadaran di antara kaum muda mengenai keragaman dan bagaimana menghargai antarbangsa," ujar Rektor Universitas Parahyangan Robertus Wahyudi Triweko di Taman Cikapayang Bandung, Ahad (26/4).
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung menyatakan FON merupakan rangkaian dari seluruh karnaval Asia Afrika. FON akan ditutup pada Ahad (26/4) malam oleh Wali Kota Bandung dan juga beberapa artis kenamaan.
Selain itu, penutupan karnaval ini juga akan dihadiri oleh para delegasi dari negara-negara yang mengikuti Asian African Carnival 2015.
"Saya mengimbau masyarakat utuk saksikan festival ini," terang Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung Herlan J.S.