Jumat 24 Apr 2015 12:54 WIB
konferensi asia afrika

Jokowi Ajak Kepala Negara Napak Tilas Perjuangan Asia Afrika

Rep: Halimatus Sa'diyah/ Red: Esthi Maharani
Masyarakat memenuhi di Jl Asia Afrika yang dikosongkan dari kendaraan bermotor, Jumat (24/4). Masyarakat berusaha menyaksikan momen penting Konferensi Asia Afrika (KAA) ke-60 di Gedung Merdeka, Kota Bandung. (Edi Yusuf/Republika)
Foto: Edi Yusuf/Republika
Masyarakat memenuhi di Jl Asia Afrika yang dikosongkan dari kendaraan bermotor, Jumat (24/4). Masyarakat berusaha menyaksikan momen penting Konferensi Asia Afrika (KAA) ke-60 di Gedung Merdeka, Kota Bandung. (Edi Yusuf/Republika)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Setelah melakukan historical walk, para kepala negara/pemerintahan mengikuti acara puncak peringatan Konferensi Asia Afrika ke-60 di Gedung Merdeka, Bandung, Jumat (24/4). Gedung ini merupakan gedung bersejarah yang menjadi tempat pelaksanaan Konferensi Asia Afrika pertama kali pada tahun 1955.

Para tamu negara pun diajak napak tilas saat Wali Kota Bandung Ridwan Kamil membacakan Dasasila Bandung, sebuah dokumen berisi sepuluh poin yang dilahirkan dalam Konferensi Asia Afrika 60 tahun lalu.

Berikutnya, saat membawakan pidato, Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga mengajak para tamu undangan mengenang kembali sejarah perjalanan bangsa-bangsa Asia Afrika yang dulu memperjuangkan kemerdekaan bersama-sama. Presiden menyebut, 60 tahun yang lalu para pemimpin negara-negara di Asia dan Afrika berkumpul di Bandung menyuarakan keinginan mereka untuk menjadi negara merdeka.

Kala itu, sambung Jokowi, hanya ada tiga negara dari Afrika yang menghadiri konferensi, salah satunya Sudan.

"Sudan hadir dengan kain putih bertuliskan negaranya. Dia belum merdeka dan tidak punya bendera. Kini peta dunia sudah berubah, Konferensi Asia Afrika kali ini dihadiri 91 negara," ucap Presiden yang membawakan pidato dalam bahasa Indonesia.

Jokowi melanjutkan, meski cita-cita kemerdekaan telah diraih bangsa-bangsa Asia Afrika, namun kerjasama untuk memakmurkan rakyat harus tetap dijalin. Terlebih, masih banyak negara-negara di Asia dan Afrika yang belum terbebas dari jerat kemiskinan, termasuk Indonesia. Ia juga menyerukan agar kekerasan dihentikan dan kemerdekaan untuk Palestina terus diperjuangkan.

"Semangat Konferensi Asia Afrika harus terus diperjuangkan bersama-sama dan di masing-masing negara kita," ucap dia.

Setelah Presiden Jokowi membawakan pidatonya, berikutnya giliran para tamu negara membawakan pidato, yakni Presiden Zimbabwe Robert Mugabe, Presiden Myanmar Thein Sein, Perdana Menteri Mesir Ibrahim Mahlab, dan Wakil Presiden Venezuela Jorge Arreaza.

Presiden Mugabe menyebut bahwa semangat Bandung tak akan lekang oleh waktu. Sebuah semangat dari bangsa Asia Afrika yang menginginkan dunia baru berlandaskan keadilan. Karenanya, dalam peringatan Konferensi Asia Afrika kali ini, Mugabe menyerukan semua negara untuk membangkitkan kembali semangat perjuangan yang telah dilahirkan di Bandung 60 tahun lalu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement