REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Proses pemecahan rekor dunia permainan 20 ribu angklung berlangsung cukup lama. Pasalnya, tim penilai dari Guinnes Book of Record harus benar-benar memverifikasi ada 20 ribu pemain angklung.
Panjangnya proses, para pemain angklung harus rela berpanas-panasan di tengah lapangan Stadion Siliwangi. Beberapa peserta terlihat lemas sehingga harus dibantu oleh petugas kesehatan. Sekitar 4 ribu peserta penyandang disabilitas juga harus menunggu dengan sabar di tribun.
Setelah beberapa jam berlalu, sekitar pukul 11.30, para tim penilai sudah memastikan peserta yang terlibat ada 20 ribu. Jumlah ini menjadi lebih banyak jika pemain yang berada di tribun juga dihitung.
Wali Kota Bandung Ridwan Kamil menyatakan pemecahan rekor dunia ini akan menjadi sejarah bagi masing-masing peserta yang terlibat. Pasalnyam event KAA hanya diperingati setiap sepuluh tahun sekali. Untuk itu, meski harus diterpa panas yang menyengat, Ridwan tak pernah berhenti menyemangati para pemain angklung.
"Penuhi langit Bandung ini dengan suara angklung untuk dunia," ujar Ridwan menyemangati di lapangan Stadion Siliwangi Bandung, Kamis (23/4).
Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (Aher) mengaku merinding melihat kekompakkan yang ditunjukkan seluruh pihak yang terlibat dalam permainan 20 ribu angklung ini. Aher mengajak para peserta untk menggaungkan pesan perdamaian pada dunia melalui permainan angklungnya.
"Mari kita hadirkan suara angklumg untuk perdamaian dan kedamaian seluruh dunia," ajak Aher.
Tak ketinggalan, Menteri Pariwisata Arif Yahya juga mengapresiasi kekompakkan para pelajar Bandung yang terlibat dalam permainan angklung. Arif menyatakan kegiatan luar biasa ini akan tercatat baik dalam MURI dan juga Guiness Book Of Record.
Sebelum memainkan satu lagu utama "We Are The World", para pemain angklung yang sebagian besar merupakan pelajar dari tingkat SD hingga SMA berlatih terlebih dahulu dengan memainkan empat buah lagu. Permainan tersebut dipimpin langsung oleh Daeng Udjo dari Saung Udjo. Keempat lagu yang dijadikan bahan latihan ialah Ibu Pertiwi, You Raise Me Up, Dari Sabang Sampai Merauke, dan Halo-Halo Bandung.
"Permainan angklung ini, saya harap dapat menjadi pemersatu antardaerah, antarbangsa, dan antaragama," jelas Udjo.
Setelah usai berlatih dan selesai verifikasi jumlah peserta, pihak MURI mengumumkan bahwa permainan 20 ribu angklung berhasil masuk dan tercatat dalam buku Muri. Sedangkan, keputusan dari Guiness Book of Record tidak bisa langsung diumumkan pada saat itu juga. Perwakilan dari Guinnes Book of Record, Lucia, menyatakan bahwa penilaian akan dibawa terlebih dahulu ke Inggris, baru kemudian akan diambil keputusannya.
"Setiap pemain hanya bisa memainkan satu instrumen, tapi bisa menghasilkan musik yang indah. Anda semua terlihat menakjubkan dari sini," ujar Lucia dari atas panggung.
Untuk itu, semua pihak harus bersabar dan menunggu keputusan apa yang akan diberikan oelh Guinness Book Of Record. Secara pribadi, Wali Kota Bandung Ridwan Kamil merasa optimistis jika permainan 20 angklung tersebut berhasil menorehkan sejarah dan tercatat sebagai rekor dunia.
"Kalau saya sih yakin, nggak tahu kalau Mas Anang," canda Ridwan.