REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru bicara Partai Demokrat, Ruhut Sitompul membantah omongan mantan sekjen Demokrat, Marzuki Alie terkait pemberlakukan pelaksana tugas (Plt) bagi 200 kader di DPC dan DPD yang memiliki hak suara. Ruhut mengatakan, jumlah tersebut berlebihan, dan angkanya tidak sebanyak itu.
"Cuma lima apa tujuh itu, dia itu gak ngerti apa-apa, ini kan semua sesuai dengan pakta integritas. Jika kader saja sudah mencemarkan nama baik partai, melawan pakta integritas, maka buat apa dipertahankan," ujar Ruhut saat dihubungi Republika, Rabu (22/4).
Ruhut mengatakan, jangankan kader tingkat daerah, saat Anas Urbaningrum menjabat sebagai ketua umum saja petinggi partai akhirnya memecat Anas karena dijadikan tersangka oleh KPK. Hal itu dilakukan karena Anas merusak nama baik partai.
Pun dengan Andi Mallarangeng, Angelina Sondakh, dan beberapa kader lain juga diberlakukan sama. Ruhut mengatakan, jika memang orang tersebut sudah bersikap yang tak patuh pada partai bisa saja kena pemecatan tersebut.
Anggota Komisi III DRP tersebut menyebut, cara memunculkan isu sengaja dilakukan Marzuki Alie selaku wakil ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat untuk bisa menarik simpati orang per orang. Ruhut mengklaim tindakan itu tak lebih dari mencari dukungan dari kader dan orang lain agar namanya lebih terangkat lagi.
Ruhut mengingatkan, agar semua pihak mampu kooperatif dalam membangun partai. Jangan sampai ada tindakan yang tidak elegan jikalau memang hendak merebut suara dan simpati. Ruhut mengingatkan, saat ini sebenarnya terbuka bagi siapa saja yang memang berniat untuk membangun partai menjadi lebih baik lagi. Namun, dengan catatan, orang itu harus memakai cara yang elegan dan bermartabat.