Sabtu 18 Apr 2015 13:24 WIB

Ini Tiga Batu Akik Khas Kabupaten Madiun

Beragam batu akik dijajakan.
Foto: Republika/Raisan Alfarisi
Beragam batu akik dijajakan.

REPUBLIKA.CO.ID, MADIUN -- Batu mulia atau akik masih menjadi trend di masyarakat. Salah satu wilayah di Indonesia yang memiliki potensi sebagai sumber penghasil batu mulia yang berkualitas tinggi, adalah wilayah Kabupaten Madiun, Jawa Timur.

Darsiyanto, salah seorang perajin sekaligus penggemar batu akik asal Kabupaten Madiun, mengatakan daerah yang memiliki potensi sumber batu akik antara lain, di Desa Kresek, Kecamatan Wungu, dan Desa Kare, Kecamatan Kare.

"Batu mulia itu terdapat di aliran Sungai Catur yang melalui dua desa tersebut, yakni di Desa Kresek dan Kare," ujar, Sabtu (18/4).

Warga Desa Kare itu menjelaskan, jenis batu mulia yang ditemukannya di daerah tersebut antara lain, chalcedony, jasper, dan black opal. Dari jenis batu-batu tersebut, ia dan sejumlah perajin lainnya di daerah setempat, bisa menghasilkan batu akik khas Kabupaten Madiun yang diberi nama, Blue Kresek, Badar Mas, dan Badar Perak.

Motif dari batu mulia asli Kabupaten Madiun adalah terdapat guratan garis pada seratnya. Itu melambangkan tempat asalnya yakni di aliran Sungai Catur.

"Selain itu, unsur batu tersebut juga terbuat dari gabungan sejumlah mineral berharga, antara lain besi, emas, dan perak. Karena itu kami menyebutnya Badar Mas dan Badar Perak," katanya.

Meski memiliki potensi sumber batu mulia yang berkualitas, namun keberadaannya masih jauh dari terkenal. Pihaknya juga mulai fokus pada pencarian batu mulia tersebut sejak tujuh bulan terakhir sebelum "demam" batu akik melanda seperti saat ini.

"Proses pembuatannya semuanya alami. Seperti, cara mendapatkannya tidak merusak lingkungan, yakni dengan cara mencarinya di aliran Sungai Catur dan bukan menggali, hingga pengolahannya yang dilakukan secara manual," katanya.

Untuk harga, jika sudah diolah menjadi bulatan cincin, berkisar antara Rp200 ribu hingga Rp300 ribu per bijinya. Sedangkan jika masih batu bongkahan, berkisar antara Rp550 ribu hingga Rp600 ribu per Kilogramnya.

Pihaknya berharap ada perhatian dari Pemerintah Kabupaten Madiun untuk intensif mengenalkan potensi sumber penghasil batu mulia di wilayahnya. Sebab, hal itu akan berdampak pada peningkatan ekonomi masyarakat di desa sekitar.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement