Jumat 17 Apr 2015 17:38 WIB

Kemendikbud Pastikan Percetakan Akan Taati Prosedur

Rep: Hilyatun Nislah/ Red: Indira Rezkisari
Warga binaan menjalani Ujian Nasional program kejar paket C di Lapas Cipinang, Jakarta Timur, Senin (13/4).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Warga binaan menjalani Ujian Nasional program kejar paket C di Lapas Cipinang, Jakarta Timur, Senin (13/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan akan lebih memastikan percetakan untuk menaati prosedur yang ditetapkan. Hal itu merupakan langkah ke depannya yang akan dilakukan agar perihal kebocoran tidak terulang kembali.

"Kami akan lebih teliti mengawasi percetakan. Dan, langkah pertama yang akan kami lakukan adalah memastikan sambungan internet tidak aktif ketika proses pemindaan soal-soal UN dimulai," ujar Mendikbud, Anies Baswedan, Jumat (17/4).  Ia mengatakan, sambungan internet aktif saja, sudah menyalahi prosedur. Tentunya, menyambungkan internet saat pemindaian dan pencetakan berlangsung. Hal itu lah yang akan diperhatikan lebih ketat lagi, agar hal kebocoran seperti ini tidak terulang lagi.

Selain melalui penjagaan dan pengawasaan saat percetakaan, pada tahun ini Kemendikbud juga akan menerapkan pemusnahan terhadap soal-soal UN. Ia mengatakan, untuk menjaga agar dokumen rahasia itu tetap terjaga.

Pemusnahan itu dilakukan dengan cara dibakar atau disimpan dalam gudang penyimpangan yang disegel. Hal ini dilakukan, mengingat sistem pembuatan soal ujian yang dilakukan Kemendikbud adalah melalui bank soal yang telah dimiliki kemudian dikembangkan.

Kepala Pusat Penelitian Pendidikan (Kapuspendik), Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang), Kemendikbud, Prof Nizam mengatakan, adanya variasi soal yang banyak juga merupakan upaya untuk terjadinya kebocoran soal dan tidak mengganggu daerah lainnya, ketika kebocoran terjadi.

Sebut saja, apa yang terjadi saat ini. Kebocoran soal UN terjadi pada mata pelajaran IPA SMA dan soal itu diperuntukan wilayah Aceh. Tapi, wilayah lainnya di sekitar Aceh seperti Sumatera Utara tidak akan terganggu dengan kebocoran yang terjadi itu.

"Meskipun, memang ada kemungkinan bahwa adanya kesamaan paket soal UN, pada daerah yang berjauhan. Seperti, apa yang terjadi sekarang ini set booklet yang diperuntukan wilayah Aceh, kebetulan identik dengan Daerah Istimewa Yogyakarta," paparnya.

Sehingga, 11.700 booklet lainnya tetap aman dari pengunggahan di internet. Walaupun, 30 booklet itu soal UN untuk mata pelajaran IPA telah terunggah. Ia memastikan, saat ini laman unggah soal UN IPA itu tidak dapat diakses sejak peristiwa ini diketahui.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement