REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan, memperkirakan total kebutuhan investasi proyek kereta Trem Surabaya sekitar Rp 2 triliun.
"Total investasi paling tidak Rp 1,5 triliun sampai Rp 2 triliun," kata Direktur Jenderal Perkeretaapian Kemenhub Hermanto Dwiatmoko usai peluncuran buku karyanya yang berjudul "Jalur Ganda Lintas Utara Jawa, Percepatan dan Manfaatnya" di Jakarta, Selasa (14/4). Hermanto mengatakan saat ini sedang menggodok revisi daftar isian pelaksanaan anggaran (DIPA) untuk dilelangkan dalam dua hingga tiga bulan mendatang.
"Tahun ini sudah ada anggarannya, sebagian lagi direvisi DIPA-nya kemudian kita lelangkan dua hingga tiga bulan lagi," katanya. Untuk tahun ini, dia menyebutkan, anggaran yang dikucurkan untuk proyek jaringan kereta ringan di jalan dalam kota sepanjang 17 kilometer itu sebesar Rp 200 miliar.
Hermanto menambahkan pembangunan konstruksinya dimulai pada Agustus mendatang dengan perkiraan proses pembangunan selama dua tahun melalui skema "multiyears". Artinya, lanjut dia, diperkirakan Kereta Trem Surabaya akan beroperasi pada 2019. "Operatornya tetap PT Kereta Api Indonesia, tapi pembangunannya kita lelangkan," katanya.
Direktur Utama PT KAI Edi Sukmoro memperkirakan menyerahkan kepada pemerintah skema dan desain kereta Trem Surabaya tersebut. "Kalau diubah oleh Dirjen KA silakan, karena masih ada yang harus dipikirkan dan dibuat secara baik, seperti 'charging halte' dan sebagainya," katanya.
Lintasan trem di Surabaya dirancang untuk koridor Utara-Selatan Surabaya, termasuk akan membelah jalan Raya Wonokromo. Kemenhub juga akan mengembangkan jaringan angkutan massal berbasis rel di 14 kota yang saat ini, angkutan kereta perkotaan baru ada di tujuh kota.