REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Demam batu akik membuat orang melakukan apapun termasuk sampai melakukan pencurian batu nisan makam seniman Bagong Kussudiardjo yang dibuat dari batu pancawarna Pacitan.
‘’Apa dasarnya mencuri batu nisan?Kalau batu nisan itu dari batu akik pancawarna dicuri itu sudah tidak wajar dan tidak rasional,’’kata Gubernur DIY Sultan Hamengku Buwono X sempat kaget ketika ditanya wartawan sebelum pulang dari Kepatihan Yogyakarta, Selasa sore (14/4).
Dia sempat kaget ketika ditanya wartawan tentang adanya pencurian batu nisan milik Bagong Kusudiardjo. ‘’Bagi saya itu sudah berlebih. Jelas itu kriminal. Saya juga tidak mengerti ini fenomena apa?,’’tanya Sultan.
Menurut Sultan, orang yang melakukan pencarian batu akik dan bahkan mencuri itu seperti zamannya dulu ketika ada lotre sehingga sampai tidur di makam. Dia berharap agar masyarakat bisa lebih optomistis dan bisa mengerti batas-batas proporsionalitas.
‘’Hal ini harus dilakukan dengan kesadaran dan memerlukan kemampuan introspeksi. Kalau tidak, fenomena ini akan terjadi dalam kondisi apapun,’’kata dia.
Raja Keraton Yogyakarta ini mengungkapkan sekarang di Gua Pindul Gunungkidul saja keamanannya tidak hanya di luar gua, melainkan juga di dalam juga. Karena dikhawatirkan ketika orang masuk ke dalam gua dan melihat ada batu akik akan dicungkili.
‘’Ini kan merugikan orang lain dan merupakan kriminalitas . Apalagi batu nisan sampai dicuri itu sudah tidak wajar, terlalu berlebih. Pelakunya bawa saja ke ranah hukum, karena itu perusakan dan penyalahgunan. Bagi saya tidak rasional, orang maunya kaya mendadak,’’kata Sultan.