Senin 13 Apr 2015 17:29 WIB

Jokowi Minta Rumput Laut Mentah Jangan Diekspor

Rep: Halimatus Sa'diyah/ Red: Angga Indrawan
Presiden Joko Widodo bersama Ketua DPR Setya Novanto.
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Presiden Joko Widodo bersama Ketua DPR Setya Novanto.

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menekankan pentingnya hilirisasi industri. Saat berkunjung ke pabrik tepung agar-agar PT Agarindo Bogatama di Pasar Kemis, Tangerang, Presiden meminta agar produk turunan rumput laut ditingkatkan.

"Di sini hanya produksi tepung agar-agar. Yang kita perlukan masih banyak,  misalnya rumput laut untuk kosmetik, pasta gigi. Turunan seperti itu yang harus ada industri hilirisasi," ucap Presiden yang didampingi Menteri Koordinator bidang Maritim Indroyono Soesilo, Senin (13/4).

Oleh karenanya, Jokowi mengatakan bahwa pemerintah akan memulai menggalakkan produksi lumput laut. Tak hanya itu, pemerintah juga akan menyediakan pasar yang akan menyerap produksi rumput laut dari nelayan.

Presiden menambahkan, rumput laut tak boleh diekspor dalam bentuk mentah. Tetapi harus diolah menjadi barang jadi atau setengah jadi untuk meningkatkan nilai jualnya. Dengan begitu, lapangan pekerjaan baru akan tercipta dan petani akan lebih sejahtera.

"Barang jadi lebih baik untuk diekspor. Barang setengah jadi tidak apa-apa, tapi jangan sampai bahan mentah. Kita beri waktu dua sampai tiga tahun," ucap dia.

Produksi rumput laut nasional pada 2014 mencapai 10,2 juta ton. Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengatakan, 80 persen rumput laut diekspor ke luar negeri, antara lain Filipina dan Thailand. Meski demikian, sebagian besar rumput laut yang dieskpor masih dalam bentuk mentah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement