Ahad 12 Apr 2015 23:31 WIB

Pembankit Listrik Tenaga Nuklir akan Dibangun di Serpong

Rep: C85/ Red: Ilham
Fusi Nuklir (ilustrasi)
Foto: VOA
Fusi Nuklir (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, M Nasir menyebut bahwa target pemerintah untuk memenuhi 35 ribu MW listrik akan sulit dicapai bahkan sampai 2025. Nasir menyebut, ada satu cara yang bisa membantu pemenuhan target 35 ribu mw tersebut, yaitu dengan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir.

Belajar dari kegagalan pemerintah dalam meyakinkan masyarakat di sekitar Tanjung Muria di Jawa Tengah, Nasir menyebut, pemerintah akan membangun sebuah pusat edukasi nuklir di Serpong, Tangerang. Pusat edukasi ini akan dilengkapi dengan reaktor nuklir namun tidak untuk menghasilkan listrik.

"Dulu sosialisasinya bentuk berita, datang ke masyarakat. Tapi fisik tidak ada. Kami sekarang bangun PLTN, kami wujudkan barangnya, reaktor daya eksperimen," katanya, Ahad (12/4). "Serpong, kami harapkan selesai 2018."

Pembangunan itu, kata dia, sangat penting. Sebab, bangsa Indonesia tidak bisa percaya begitu saja tanpa melihat wujud fisik. "Selalu dihantui Chernobyl dan di Fukushima, Jepang," katanya.

Nasir menjabarkan, kebutuhan energi listrik sampai sekarang yang tersedia adalah 25 GW, di mana direncanakan sampai 2025 tersedia 60 GW. Sehingga, dibutuhkan 35 GW dari kekurangan yang ada. Sementara itu, dari 35 GW itu pemerintah hanya sanggup 15 GW dan sisanya diserahkan swasta.

"Problemnya bagaimana pendanaan. Itu semua berorientaasi batubara, geotermal, BBM, fuel. Kalau 35 GW akan dipenuhi 2025 saya prediksikan cukup berat," ujar Nasir.

Untuk itu, PLTN menjadi solusi tepat bagi pemenuhan target energi listrik. Satu unit pembangkit, bisa mencapai kapasitas 1000 MW. Dengan kebutuhan bahan baku uranium sebesar 200 ton uranium per tahun untuk memasok satu unit PLTN berkapasitas 1000 MW.

"Saya coba mengenalkan PLTN ini kepada masyarakat, dengan berbagai cara. Karena banyak pertentangan melalui LSM dan lainnya, kita coba bangun PLTN sebagai edukasi. PLTN sebagai edukasi untuk masyarakat, aman dan efisien," ujar Nasir.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement