Selasa 07 Apr 2015 16:02 WIB

Sistem JKN Belum Penuhi Kebutuhan Kesehatan Perempuan

Rep: Neni Ridarineni/ Red: Dwi Murdaningsih
Suami menemani istri melahirkan/ilustrasi
Foto: parentdish.co.uk
Suami menemani istri melahirkan/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA – Sistem Jaminan Kesehatan Nasional belum memenuhi kebutuhan kesehatan perempuan.Padahal perempuan bertanggungjawab terhadap seluruh kesehatan keluarga.

Hal itu dikemukakan Associate Profesor Dari Mahidol University Bangkok Prof Rosalia Sciortino dalam acara Forum Nasional JKN sebagai Sarana Pemenuhan Kesehatan Rakyat Indonesia, Selasa (7/4).

Menurut Lia, panggilan akrab Rosalia Sciortino, JKN penting untuk perempuan karena perempuan merupakan mayoritas penduduk, perempuan sering didiskriminasikan, perempuan dalam posisi lebih rentan dan lemah,  kebutuhan perempuan lebih banyak terkait dengan fungsi reproduksi.

Lebih lanjut dia menambahkan, perempuan yang bertanggungjawab untuk kesehatan anak dan keluarga,mulai dari kesehatan anak-anak hingga kesehatan lansia. Karena itu dengan adanya JKN, perempuan punya potensi besar untuk mengaksesnya, khususnya perempuan miskin, karena tidak perlu lagi ongkos.

Beberapa masalah pokok kesehatan perempuan di Indonesia yang jelek adalah masih banyaknya ibu yang meninggal yakni angka kematian ibu yang tinggi yakni 359 kematian dari 100 ribu kelahiran (SDKI 2012). Padahal kematian ibu tersebut bisa dicegah.

Kebutuhan  kesehatan untuk mencegah kematian ibu, dulu ada Jampersal (Jaminan persalinan) yang berlaku untuk semua perempuan yang hamil bebas ongkos. Namun dengan adanya JKN, jampersal tidak diberlakukan lagi. ‘’Katanya Jampersal ditransfer ke JKN. Namun yang perlu dicermati, banyak ibu yang di atas garis kemiskinan atau hampir miskin yang proses kelahirannya tidak tercover lagi dengan JKN yang ditanggung preminya oleh pemerintah,’’tuturnya.   

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement