Senin 06 Apr 2015 12:57 WIB

Sleman Siapkan 20 Desa Budaya

Rep: c97/ Red: Hazliansyah
Desa Wisata Sleman, Yogyakarta
Foto: antara
Desa Wisata Sleman, Yogyakarta

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN - Sebanyak 20 Desa di Kabupaten Sleman siap untuk mengembangkan dan melestarikan kebudayaan lokal. Pengembangan tersebut akan dilakukan melalui berbagai program Desa Budaya. 

Berdasarkan data Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sleman, Ahad (5/4), desa tersebut didampingi 40 pendamping dan empat orang pengawas budaya. 

Adapun 20 Desa Budaya di Kabupaten Sleman adalah Wonokerto, Bangunkerto, Girikerto (Turi), Pendowoharjo, Triharjo (Sleman), Margodadi, Margoagung (Seyegan), Sendangagung, Sendangmulyo (Minggir), Banyurejo (Tempel), Widodomartani, Wedomartani (Ngemplak), Sidomoyo (Godean), Ambarketawang (Gamping), Sendangtirto (Berbah), Tirtomartani, Tamanmartani (Kalasan), Sumberagung (Moyudan), Argomulyo (Cangkringan), dan Sinduharjo (Ngaglik). 

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sleman, AA Ayu Laksmidewi memyampaikan bahwa konsep desa budaya terletak pada pemberdayaan. 

"Hal ini diharapkan akan turut mendukung sepenuhnya keistimewaan DIY. Sebagaimana diamanatkan dalam Undang Undang nomor 13 Tahun 2012," tutur Ayu di Ruang Rapat Golong Gilig 2 Disbudpar, Jalan KRT Pringgodiningrat, Beran Tridadi Sleman.

Ia mengharapkan masing-masing Desa Budaya bersama pendamping dan pengawasnya mampu memetakan dan menggali potensi yang dimilikinya secara maksimal. Agar selanjutnya bisa mengoptimalkan keberlanjutan aset yang dimilikinya. Tentunya dengan program-program yang selaras dan kreatif, serta bertumpu pada budaya lokal. Sehingga dapat memperkuat jati diri Jogja sebagai kota istimewa.

"Budaya lokal yang adiluhung perlu dijaga dan dipertahankan dengan baik. Diantaranya budaya gotong royong yang memiliki nilai-nilai yang sangat kuat di kalangan masyarakat," kata Ayu. 

Ia melanjutkan, budaya menjaga martabat juga perlu terus ditumbuhkembangkan dengan memperkuat semangat kemandirian dan pemberdayaan potensi yang dimiliki. Meliputi adat dan tradisi, kesenian, permainan tradisional, kuliner, sastra, serta warisan budaya lainnya.

"Pendamping desa budaya dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas aktifitas dan karya budaya di desa itu sendiri," ujar Ayu mengakhiri penjelasannya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement