REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) membenarkan adanya laporan dugaan kekerasan seksual terhadap siswa dari sebuah sekolah internasional berinisial HS, yang terletak di wilayah Jakarta Selatan.
"Betul, pada Kamis (26/3) lalu, kedua orang tua siswa tersebut melaporkan kejadian ini ke KPAI. Namun kita masih melakukan verifikasi data baik dari psikolog, medis, atau kepolisian. Pihak korban maupun sekolah sudah datang ke KPAI," kata Komisioner KPAI Rita Pranawati kepada Republika, Ahad (29/3).
Ia melanjutkan, dalam tiap kasus, seringkali posisi anak rentan untuk diabaikan kesaksiannya. Karena itu, pihaknya mengimbau agar aparat penegak hukum menangani laporan dugaan kasus ini secara integratif dan mengutamakan perlindungan anak.
Rita juga mengatakan, pihak sekolah yang berlokasi di bilangan Cilandak, Jakarta Selatan (Jaksel), itu sudah mendatangi KPAI pada Jumat (27/3) lalu. Sementara, MSF, anak yang diduga mengalami kekerasan seksual itu, masih duduk di kelas 2 sekolah dasar.
"Korban sudah divisum di RS Siloam dan Polri. Kita masih menunggu hasil visum," jelasnya.
Rita mengatakan, yang mengajak untuk melakukan visum medis adalah pihak sekolah internasional HS ketika mendapatkan laporan dari orang tua MSF. Adapun pelakunya, tutur Rita, diduga merupakan salah seorang tenaga kependidikan di sekolah internasional HS. Tenaga kependidikan ini, lanjut Rita, misal saja satpam atau office boy.
"Seorang laki-laki di toilet sekolah ketika (MSF) akan buang air kecil," kata dia.
Terkait hal ini, Rita mengimbau agar tiap sekolah internasional merekrut tenaga pendidik dan kependidikan yang child friendly. Sehingga kasus pelecehan seksual terhadap anak-anak tidak berpeluang terjadi.
UU PA (Perlindungan Anak) Nomor 35 Tahun 2014 jelas melindungi anak dari kekerasan dan kejahatan seksual di lingkungan sekolahnya, baik oleh tenaga pendidik maupun kependidikan. Demikian tegas Rita.
"Walaupun outsourcing, harus dites ulang oleh user, apakah tenaga kependidikan tersebut lulus uji teori dan praktik perlindungan anak atau tidak," tandasnya.