REPUBLIKA.CO.ID, BELAWAN, SUMUT -- Sebanyak tujuh orang anak buah kapal (ABK) KM Kumala Endah yang tenggelam di perairan Belawan, Provinsi Sumatera Utara, pada pencarian memasuki hari kelima (28/3) belum berhasil ditemukan Tim Search And Rescue (SAR) gabungan.
Kepala Seksi Operasi SAR Medan, Gusti Syaiful di Belawan, Sabtu, mengatakan, pencarian terhadap ABK yang hilang itu dilakukan dengan peyelaman di kawasan perairan Belawan dengan kedalaman 20-25 meter. Namun, menurut dia, tim penyelam dari SAR Medan sampai saat ini belum lagi membuahkan hasil atau keadaan nihil
"Tapi, tim penyelam yang diturunkan itu, masih terus bekerja keras dan berupaya untuk menemukan korban yang hilang saat kejadian tersebut," ujar Syaiful.
Dia mengatakan, dalam pencarian ABK itu, Tim SAR Medan mengerahkan enam orang penyelam handal dan memiliki pengalaman dalam menghadapi bencana alam, serta kecelakaan di laut.
Tim SAR Gabungan, terdiri dari SAR Medan, Personel Ditpolair Polda Sumut, SAR Brimob Polda Sumut dan Basarnas melakukan pencarian korban mulai pukul 08.30 WIB hingga pukul 18.00 WIB.
"Ada sebanyak empat unit kapal yang digunakan Tim SAR Gabungan untuk melakukan penyisiran di lokasi kejadian atau 11 mil jaraknya dari Pelabuhan Belawan," ucap Syaiful.
Peristiwa tenggelamnya kapal tersebut, Selasa (24/3) sekitar pukul 16.30 WIB. Saat itu, KM Kumala Endah yang mengangkut 700 ton material konstruksi berangkat dari Pelabuhan Belawan Lama dan akan berlayar menuju Pendawangan, Kalimantan Barat.
Namun, baru sekitar beberapa mil dari Pelabuhan Belawan, tiba-tiba KM Kumala Endah mengalami kebocoran di bagian lambung, karena menabrak bangkai kapal. Kapal yang mengangkut barang itu, tenggelam di sekitar buoy dua perairan Belawan.
KM Kumala Endah mengangkut sebanyak 14 orang, dan saat kejadian itu (Selasa, 24/3) lima orang diantaranya berhasil diselamatkan setelah tiga jam terapung di laut. Sedangkan, sembilan orang lagi hilang dan masih terus dilakukan pencarian.