REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Kepolisian Daerah (Polda) Nusa Tenggara Barat membenarkan pernyataan Wakapolri Komjen Badrodin Haiti tentang potensi kantong Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di NTB. Bahkan, terdapat 200 orang di Kabupaten Bima, Dompu dan Kota Bima yang mendeklarasikan diri mendukung gerakan ISIS.
“Benar, saat pertama kali saya bertugas disini lima bulan lalu, ada deklarasi di Dompu dan Bima yang mendukung ISIS dengan jumlah sekitar 200 orang. Mereka termasuk ibu-ibu dan anak-anak,” ujar Kapolda NTB Brigjen Pol Sriyono kepada wartawan di Kota Mataram, Sabtu (21/3).
Menurutnya, pihaknya tidak bisa melakukan proses hukum terhadap masyarakat yang mendukung ISIS. Pasalnya, tidak terdapat Undang-Undang yang mengatur hal itu.
Namun, Polda berupaya mengarahkan mereka agar tidak terpengaruh dengan mendatangi lima lokasi yang berpotensi mendukung ISIS.
Ia menuturkan, terkait dengan warga NTB yang diduga berangkat menuju Irak atau Suriah, pihaknya masih belum mendapatkan laporan dari masyarakat yang mengaku kehilangan. Polda terus bekerja sama dengan imigrasi untuk mencegah keberangkatan masyarakat ke Irak atau Suriah.
Sriyono mengatakan telah mengantongi nama-nama yang terlibat mendukung ISIS. Dirinya menyebutkan terdapat perpecahan di tubuh kelompok masyarakat yang mendukung. Pasalnya, ada yang mendukung dan tidak.
Ia mengatakan Polda terus melakukan pembinaan kepada masyarakat yang terindikasi mendukung gerakan ISIS. Bahkan, pihaknya pada Kamis mendatang akan melakukan seminar sehari di Bima dan terjun langsung ke masyarakat.
“Kita akan tidur bersama dengan orang yang diindikasikan mendukung ISIS. Apa masih berhati ISIS atau tidak,” ujarnya.