REPUBLIKA.CO.ID, ACEH SELATAN -- Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mengatakan kartu beras bersubsidi atau kartu raskin akan disatukan dengan Kartu Keluarga Sejahtera (KKS).
"Jadi, kartu raskin akan diimplan ke KKS," kata Menteri Sosial dalam kunjungan kerjanya ke Tapaktuan, Kabupaten Aceh Selatan, Jumat (20/3).
Bagi pemegang Kartu Perlindungan Sosial (KPS), kata Khofifah, akan secara bertahap diganti dengan KKS. Saat ini 1,5 juta akan dicetak dalam bentuk KKS.
Khofifah menjelaskan penyatuan kartu tersebut agar lebih memudahkan dan memastikan penerima KKS juga mendapatkan beras untuk masyarakat miskin (raskin).
"Kalau sekarang ini banyak sekali kartunya. Misalnya, satu keluarga ada istri dan lima anak dengan usia sekolah, keluarga itu punya Kartu Indonesia Pintar, punya KPS, kartu raskin, dan lain-lain, banyak sekali itu," katanya.
Pemerintah mengeluarkan Kartu Indonesia Pintar (KIP) dengan pendekatannya sekarang menyasar usia 6--21 tahun yang sekolah maupun tidak sekolah.
"Dari Kementerian Kebudayaan dan Pendidikan Dasar dan Menengah memberikan untuk 3,6 juta dan dimandatkan kepada Kementerian Sosial untuk didata dan disalurkan," katanya.
Sementara itu, Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS), yaitu lansia, anak telantar, dan penyandang disabilitas, punya hak mendapatkan KKS.
"Kalau belum berumah tangga sampai usia 21 bisa dapat KIP dan Kartu Indonesia Sehat (KIS)," katanya.
Saat ini, kata Khofifah, Kementerian Sosial punya "buffer" untuk KKS sebanyak 500.000 ditambah 300.000 dari APBN.