REPUBLIKA.CO.ID, TANJUNGPINANG -- Sebuah batu akik bermotif macan asal Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau, dihargai Rp 25 juta. Pemilik batu akik tersebut, Basar, mengaku tidak akan menjual barang kesayangannya jika ada yang menawar di bawah harga yang diminta.
Basar merupakan satu dari belasan pedagang batu cincin yang paling banyak menjual batu asal Bintan. Selain memiliki batu cincin bermotif macan, dia juga memamerkan batu cincin asal Bintan bermotif kuda.
Batu itu juga dijual dengan harga yang sama, karena dianggap menarik. Batu bermotif macan dan kuda ini menarik perhatian pengunjung.
"Batu ini saya dapat di Bintan baru-baru ini. Saya lihat ada motif yang menarik di atas bongkahan batu tersebut. Kedua batu itu dipertandingkan dalam kontes batu akik yang dilaksanakan besok sore," ujarnya pada Pameran Batu Akik Polres Tanjungpinang di halaman parkir Kantor Satreskrim Tanjungpinang, Rabu (18/3).
Tidak kalah dengan Basar, pedagang lainnya seperti Muslim Matondang yang juga mantan wartawan di Tanjungpinang, menjual batu dari berbagai daerah seperti Sumatra Barat, Jawa Tengah, Jawa Barat dan Ternate.
Ia misalnya menawarkan batu Sungai Dareh asal Sumatra Barat dengan cincin yang terbuat dari perak di atas Rp 5 juta. "Ini Batu Sungai Dareh Super, dengan kualitas terbaik. Sudah banyak yang terjual, sekarang tinggal belasan," katanya.
Muslim mengemukakan batu-batu yang dijualnya itu dikoleksinya sejak bertahun-tahun yang lalu, sebelum terjadi demam akik di Indonesia. "Ada yang saya beli, ada juga yang diberikan teman-teman. Batu Sungai Dareh ini akan ikut kontes," katanya sambil menunjuk salah satu Batu Sungai Dareh Super yang berwarna hijau kekuning-kuningan.