REPUBLIKA.CO.ID, MAMUJU -- Sebanyak 1.000 petani sawit di Desa Pontana Kayyang, Kecamatan Budong Budong, Kabupaten Mamuju Tengah, Sulawesi Barat kesulitan pupuk untuk meningkatkan produksi sawitnya.
"Petani sawit sulit mendapatkan pupuk untuk meningkatkan produksi sawitnya karena distributor juga selalu kehabisan stok," kata Kepala Bidang Pengelolaan dan Pemasaran Hasil Perkebunan (PPHP) Dinas Perkebunan Provinsi Sulbar Abdul Waris Bestari di Mamuju, Senin (9/3).
Ia berharap masalah kelangkaan pupuk segera diatasi pemerintah karena membuat petani merugi. Lahan sawit yang dikelola 1.000 petani itu sekitar 2.000 hektare.
Menanggapi hal itu, Kepala Cabang PT Pertani Provinsi Sulbar Andi Ilham mengatakan PT Pertani sebagai distributor pupuk di Sulbar telah menyediakan stok pupuk sekitar 12 ribu ton untuk petani sawit yang tersebar di tiga kabupaten, yakni Kabupaten Mamuju, Mamuju Tengah, dan Polewali Mandar.
Ia mengatakan, kelangkaan pupuk itu akan segera dilaporkan kepada Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida (KP3) Provinsi Sulbar untuk dicari penyebabnya.
"Masalah kelangkaan pupuk harus diselesaikan bersama dan bila ada pelanggaran yang membuat petani kesulitan pupuk akan ditindak sesuai hukum," katanya.
Ia mengatakan, TNI, Polri, dan Kejaksaan telah melakukan kesepakatan dan membuat pakta integritas untuk melakukan pengawasan distribusi pupuk di Sulbar.