REPUBLIKA.CO.ID, CILACAP -- Terpidana mati kasus Bali Nine, Myuran Sukumaran memberikan hasil lukisannya kepada Presiden Joko Widodo. Lukisan tersebut merupakan sketsa wajah Jokowi yang digoreskan dengan cat minyak di atas kanvas.
Dalam lukisannya, Myuran membubuhkan kutipan 'semua orang bisa berubah'. Lukisan ini ia buat Januari silam, saat Presiden mengatakan dengan tegas grasi atas hukuman mati Myuran ditolak.
Myuran memberikan judul lukisannya dengan nama 'Jokowi'. Ia menghabiskan waktunya dengan melukis. Hasil karya yang menurut ia spesial tersebut sengaja ia buat untuk didedikasikan ke Presiden Jokowi.
Seperti lansir, Radio Australia, gambar wajah Jokowi tersebut akan diserahkan oleh Myuran melalui kuasa hukumnya sehari sebelum eksekusi mati berlangsung. Lukisan ini disebut sebagai simbol dari Myuran bahwa ia pernah hidup di tanah Indonesia dan Jokowi membawa pengaruh besar dalam hidupnya.
Myuran dikenal sebagai pelukis semasa masih di tahanan. Bahkan, di Lapas Krobokan, Myuran mempunyai studio lukis dan menjadi pengajar lukis bagi para tahanan.
Hingga kini, dua terpidana mati masih menunggu tanggal eksekusi mereka. Segala upaya hukum sudah coba dilakukan oleh mereka, sayangnya hingga detik terakhir Indonesia tetap teguh pada pendirian untuk tetap mengeksekusi Myuran.
Tidak diketahui apakah pemberian lukisan ini upaya terakhir Myuran untuk lepas dari jeratan eksekusi mati. Sebab Perdana Menteri Australia, Tony Abbott juga menyatakan ia masih berharap bisa berbicara dengan Jokowi untuk menganulir hukuman mati setelah permintaan sebelumnya ditolak.