REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Kepolisian Paris menahan lima aktivis Greenpeace setelah mereka terjun dari jembatan dan membentangkan spanduk di Sungai Seine. Isi spanduk tersebut menyerukan pengurangan tenaga nuklir.
Dalam spanduk berwarna kuning itu, memperlihatkan wajah Presiden Hollande dan janji kampanyenya untuk mengurangi ketergantungan negaranya pada tenaga nuklir hingga 50 persen pada tahun 2025.
Para aktivis melakukan hal tersebut sebagai bentuk protes kepada parlemen. Seperti diketahui, Prancis memiliki ketergantungan terhadap nuklir tertinggi di dunia, setidaknya sekitar dua pertiga dari produksi saat ini. Pekan ini, parlemen pun dikabarkan akan membicarakan tenaga nuklir tersebut.
Menteri Energi dan Lingkungan, Segolene Royal mengatakan, Greenpeace ingin Prancis bebas dari produksi energi nuklir. Namun, menurutnya itu bukanlah wewenang pemerintah. "Itu bukan tugas pemerintah," ujarnya dikutip, Belfast Telegraph, Senin (9/3).
Pada Desember mendatang, Paris akan menjadi tuan rumah konferensi yang diikuti 190 negara anggota PBB. Konferensi tersebut bertujuan membatasi emisi gas rumah kaca sebagai bagian upaya memerangi pemanasan global.
Sementara itu, aktivis iklim Greenpeace, Cyrille Cormier meminta Prancis selaku tuan rumah KTT iklim untuk mempersiapkan rencana matang dan tepat dalam perundingan nanti. "Rencana yang mengurangi pangsa nuklir untuk mengembangkan energi terbarukan," ungkapnya.