REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Korban tewas tertimpa rangka baja hanggar di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, Makassar, bertambah menjadi lima orang setelah dua sebelumnya sudah meninggal seketika di lokasi kejadian.
"Jumlah korban meninggal bertambah dan sekarang sudah lima yang meninggal," ujar salah satu karyawan PT Duta Hita Jaya, Aditya Chandra yang ditemui di RS Bhayangkara Makassar, Senin (9/3).
Berdasarkan informasi yang didapatkan, kelima korban meninggal Iqbal Situmorang (30), Parulian Siagian (35), Asri (30), Heri Iswanto (40), dan Mohammad Jufri (21). Semua korban meninggal itu berasal dari Medan, Sumatera Utara, Jawa Timur serta Kabupaten Pangkajene Kepulauan (Pangkep), Sulawesi Selatan.
Khusus untuk dua korban yakni Iqbal Situmorang dan Parulian Siagian, kondisi tubuhnya khususnya pada bagian kepala hancur karena tertimpa rangka baja. Sementara korban yang luka-luka antaralain; Yakob Jumair Dajo (34), Zulkarnaen (46), Ali Syafei(25), Kasturi (55), Faris (21), dan Antonius Neneng. Sementara enam korban luka lainnya belum diketahui identitasnya.
Sebelumnya, bangunan milik Otoritas Bandara Wilayah V di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin roboh sekitar pukul 10.00 WITA. Saat kejadian, pekerja tengah sibuk dan melakukan aktivitas di sekitar bangunan.
Aditya mengaku belum bisa memastikan identitas korban tewas. Sebab, pihaknya masih mendata para pekerja yang ada. Adapun korban yang tertimpa bangunan antara lain Heru Iswanto, Rusnali, Mostafa, Rano, Azis, Jufri, dan Asri. "Saya belum bisa pastikan siapa korban tewas itu," tuturnya.
Menurut Aditya, mayoritas pekerja bangunan itu berasal dari Pulau Jawa. Mereka bekerja sebagai helper dan erector hanggar kalibrasi yang memang sudah berpengalaman.
Communication and Legal Section Head PT Angkasa Pura I Bandara Internasional Sultan Hasanuddin Rio Hendarto menuturkan lokasi calon hanggar yang roboh itu berada di utara, berdekatan dengan Terminal Logistik.
Hanggar Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar itu mulai dibangun sejak Desember 2014 dengan alokasi anggaran Rp 80 miliar lebih.