Senin 09 Mar 2015 01:13 WIB

Hatta Harus Sadarkan Pendukungnya Tetap di PAN

Rep: Agus Raharjo/ Red: Indira Rezkisari
Ketua Dewan Kehormatan PAN Amien Rais (kiri) berjabat tangaan dengan Ketua Umum Terpilih PAN Zulkifli Hasan (kedua dari kanan), bersama Ketua Majelis Pertimbangan Partai Amanat Nasional (PAN) Sutrisno Bachir (tengah) POlitisi Senior PAN AM Fatwa (kanan) pa
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Ketua Dewan Kehormatan PAN Amien Rais (kiri) berjabat tangaan dengan Ketua Umum Terpilih PAN Zulkifli Hasan (kedua dari kanan), bersama Ketua Majelis Pertimbangan Partai Amanat Nasional (PAN) Sutrisno Bachir (tengah) POlitisi Senior PAN AM Fatwa (kanan) pa

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Pasca kongres nasional Partai Amanat Nasional IV di Bali, pendukung Hatta Rajasa mengusulkan agar mantan ketua umum PAN tersebut membuat ormas sebagai embrio dari partai baru. Hal ini justru dinilai meruncingkan perselisihan di internal partai berlambang matahari terbit ini. Kalau terjadi perpecahan di PAN, semakin membuat penilaian parpol di Indonesia belum dewasa dalam berdemokrasi.

Guru besar ilmu politik Universitas Indonesia, Maswadi Rauf menilai, langkah terbaik bagi seluruh kader PAN adalah tetap bersatu dalam naungan PAN. Meskipun ada usulan dari pendukung Hatta Rajasa untuk membuat ormas baru, kata Maswadi, dari pernyataan Hatta Rajasa, terlihat mantan menteri koordinator bidang perekonomian era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ini ingin tetap di PAN.

Walaupun, imbuh Maswadi, memang terlihat ada kekecewaan dari pendukung Hatta usai pemilihan yang tidak menghadiri kongres hari ketiga di Bali beberapa waktu lalu. Terlebih ada keinginan dari dua calon ketua umum untuk menggabungkan kedua pendukungnya bersama di PAN.

"Kewajiban Pak Hatta untuk menyadarkan pendukungnya agar tetap bergabung di PAN," kata Maswadi, Ahad (8/3).

Maswadi menambahkan, keinginan seluruh kader dan masyarakat adalah PAN tetap bersatu pasca pemilihan ketum. Kalau partai hanya dapat bersatu dengan cara dipimpin oleh tokoh yang karismatik justru tidak membuat partai itu bagus. Proses demokrasi di partai tidak akan berjalan baik kalau pimpinan partainya hanya mengandalkan satu tokoh. Itu menunjukkan partai belum bisa berdemokrasi.

"PAN harus dapat memberi contoh dengan tidak pecah pasca kongres," imbuh Maswadi.

Kalau usulan membuat ormas itu direalisasikan, maka sangat disayangkan bagi PAN sendiri. Pasalnya, justru kerugian yang akan kedua kubu alami. Sebab itu, jangan sampai Hatta menerima usulan pendukungnya untuk membuat ormas baru yang ditujukan untuk melahirkan parpol baru. Hatta Rajasa justru harus bisa ikut menyatukan seluruh kader PAN.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement