REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Ratusan hektare tanaman jagung di Desa Kokar Lian Kecamatan Poto Tano, Sumbawa Barat, mengalami puso karena kekurangan air.
Kepala Bidang Pertanian Dinas Kehutanan Perkebunan dan Pertanian Sumbawa Barat, Rusdi, memastikan ratusan hektare tanaman jagung tersebut gagal panen.
"Total ada seluas 250 hektare tanaman jagung yang mati dan gagal panen," katanya, Jumat (6/3).
Menurut dia, ratusan hektare tanaman jagung yang mengalami puso itu ditanam pada awal musim hujan. Namun, dalam perjalanannya, ternyata curah hujan sangat minim, sehingga tanaman yang sedang dalam fase berbunga mengalami kekeringan.
"Bencana ini masuk kategori puso karena yang bisa dipanen maksimal hanya 15 persen. Sedangkan untuk jagung yang ditanam sekitar Januari-Februari tetap tumbuh baik," imbuhnya.
Pihak Dishutbuntan, katanya, telah meminta petani untuk melakukan penanaman ulang dengan menyiapkan bantuan bibit untuk lahan seluas 150 hektare dari APBD Sumbawa Barat. Sisanya untuk lahan seluas 100 hektare telah disanggupi oleh Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).
Rusdi menyatakan penanaman ulang memungkinkan karena berdasarkan pengalaman tahun sebelumnya curah hujan di akhir musim cenderung lebih tinggi.
"Kita belajar dari pengalaman tahun lalu, sehingga petani optimistis penanaman ulang bisa dilakukan," kata Rusdi.