REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan musim kemarau yang akan berlangsung tahun ini tidak akan menggangu musim tanam.
Setidaknya, itulah perkiraan BMKG hingga saat ini. Kepala BMKG Andi Eka Sakya menyebut untuk memastikan apakah musim kemarau akan lebih panjang atau tidak baru bisa diperhitungkan dalam dua hingga tiga bulan ke depan.
Meski begitu, ada prakiraan musim hujan akan datang terlambat. "Tapi kami harus melihat lagi di mana saja sentra sentra padi. Karena prakiraan di setiap lokasi berbeda," jelas Andi, Rabu (4/3).
Andi menyebut di Indonesia terdapat 324 zona musim yang berbeda beda perhitungannya. Namun, dia memperkirakan bahwa kemarau tahun ini tidak akan banyak mempengaruhi atau menggangu jadwal tanam dan panen. "Kalau prediksi normal, daerah yang memungkinkan panen tiga kali akan normal," ujar Andi.
Normalnya musim kemarau tahun ini tidak terlalu dari El nino tahun ini yang relatif normal. Curah hujan juga tercatat normal sepanjang tahun. Andi menambahkan, yang paling berpengaruh dalam masa panen adalah datangnya musim hujan.
Bukan datangnya musim kemarau. "Karena itu menyangkut masa tanam," lanjutnya. Dia menegaskan bahwa BMKG akan selalu memberikan update terbaru terkait cuaca dan iklim di Indonesia.