Rabu 04 Mar 2015 23:59 WIB
Eksekusi Mati

Eksekusi Mati tak Pengaruhi Kunjungan Wisatawan

 Hukuman Mati. (ilustrasi).(Republika/Tahta Aidilla)
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Hukuman Mati. (ilustrasi).(Republika/Tahta Aidilla)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Asosiasi Agen Perjalanan dan Tur Indonesia (Asita) Jakarta Rudiana mengatakan pihaknya berharap eksekusi mati kasus narkoba yang akan digelar pekan ini tidak mengganggu minat wisata.

"Januari kemarin saat ada eksekusi mati gelombang pertama, sejauh itu tidak ada dampaknya bagi pariwisata. Kalau yang saat ini kami akan pantau dampaknya sebesar apa," kata Wakil Ketua Asosiasi Agen Perjalanan dan Tur Indonesia (Asita) Jakarta Rudiana di Jakarta, Rabu (4/3).

Menurut Rudi, eksekusi mati gelombang pertama lalu itu tidak terlalu memberikan dampak bagi pariwisata Indonesia. Ia juga mengaku kunjungan wisatawan mancanegara ke Bali, salah satu tujuan wisata utama di Indonesia, tetap tumbuh subur.

"Pasalnya waktu eksekusi Januari kan tidak ada orang Australianya, beda dengan yang sekarang. Tekanannya akan sangat besar sekarang. Tapi kami berharap tidak ada perubahan pada tren wisata mereka ke Indonesia," katanya.

Rudi berpendapat, ketegangan antara Tanah Air dan Australia seharusnya tidak lantas berdampak pada hubungan bilateral di bidang lainnya seperti ekonomi dan pariwisata.

Sebelumnya, Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya merespon ancaman yang dilayangkan Pemerintah Australia untuk memboikot wisata ke Indonesia apabila Pemerintah Indonesia tetap mengeksekusi mati gembong narkotika Andrew Chan dan Myuran Sukumaran.

"Pariwisata itu basisnya 'people to people' bukan 'government to government' sehingga diharapkan ketika orang tua berantem anaknya masih main bersama, ini diharapkan seperti itu juga," kata Arief.

Oleh karena itu, ia berharap hubungan "people to people" termasuk hubungan sosial budaya antara rakyat Indonesia dengan rakyat Australia tetap terjalin baik. Sejauh ini, pihaknya memantau belum ada pengaruh yang berarti terkait ancaman yang dilayangkan Pemerintah Australia tersebut.

Meskipun begitu Arief menyatakan berhati-hati untuk berkomentar karena khawatir memperkeruh keadaan.

Arief juga menyatakan tidak akan mengoreksi target untuk kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) dari Australia atau tetap pada angka 1,2 juta wisman sampai tutup tahun ini.

"Tidak akan ada koreksi target, karena secara statistik tidak turun, tidak ada pengaruhnya. Tapi ini bukan berarti menantang ya," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement