Rabu 04 Mar 2015 11:34 WIB

Pengamat: Upaya Boikot Bali Hanya Bersifat Sementara

Duo Bali Nine, Andrew Chan dan Myuran Sukumaran, tiba dengan menggunakan kendaraan taktis di Dermaga Wijayapura, Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah, Rabu (4/3).
Foto: Republika/Eko Widiyatno
Duo Bali Nine, Andrew Chan dan Myuran Sukumaran, tiba dengan menggunakan kendaraan taktis di Dermaga Wijayapura, Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah, Rabu (4/3).

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR-- Akademisi Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Warmadewa (Unwar) Denpasar, Ketut Sudiarta menilai Bali akan tetap menjadi destinasi favorit wisatawan Australia mengingat sudah ada keterikatan emosional antara warga Bali dan Australia sejak lama.

"Upaya pemboikotan pemerintah Australia yang melarang warganya datang ke Bali bersifat emosional sementara. Namun akan berangsur normal kembali," ujar Ketut Sudiarta di Denpasar, Rabu (4/3).

Menurut dia, pasar pariwisata Bali akan berlangsung normal kembali dan jumlah wisatawan Australia yang datang ke Pulau Dewata tidak berpengaruh usai pemindahan kedua terpidana "Bali Nine" itu ke Nusakambangan.

Ketut Sudiarta menegaskan wisatawan Australia datang ke Pulau Dewata masih tetap menjadi pasar Bali untuk menikmati keindahan alam terutama pantainya yang sangat eksotis. "Kalau kita lihat pasar terbesar kunjungan wisatawan ke Pulau Dewata masih didominasi oleh Australia," ujarnya.

Walaupun adanya kebijakan pemerintah Australia melarang warganya ke Bali namun wisatawan tetap datang untuk menikmati keindahan budaya Pulau Seribu Pulau itu. Ia menuturkan masih tingginya minat wisatawan Australia ke Bali juga karena proses pemulihan usai bom Bali serta promosi kepariwisataan yang terus ditingkatkan.

"Pariwisata Bali diuntungkan dengan permasalahan di Negara Thailand dan juga emosional Cina dan Malaysia terkait kecelakaan penerbangan," ujarnya.

Namun, hal itu bersifat sementara dan kemungkinan akan pulih kembali apabila kedua negara itu serius melakukan "recovery" dan promosi. "Untuk itu, pemerintah Indonesia dan Bali sendiri harus segera melakukan dobrakan itu lebih awal," demikian Sudiarta.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement