REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Korban luka akibat insiden 'kursi' di kongres nasional Partai Amanat Nasional (PAN) akhirnya menceritakan kronologi pelemparan kursi yang menimpanya.
Korban bernama Muhammad Rafi Ginting mengatakan setelah kongres hari kedua dibuka, ada beberapa agenda pembahasan. Kala itu, kongres masih dipimpin oleh Ketua Steering Committe (SC), Taufik Kurniawan.
Namun, belum masuk dalam agenda inti yakni membahas tata tertib, hujan interupsi berdatangan dari para peserta. Mereka mulai berebutan mickrophone dan saling mendorong.
"Saya berdekatan dengan mickrophone," kata Ginting pada wartawan, Ahad (1/3).
Ketika aksi saling dorong terjadi, ia mengaku ingin segera menghindar. Terlebih kondisinya sedang tidak sehat. Sayangnya, sebelum sempat menjauh dari kerumunan aksi dorong mendorong, sebuah kursi melayang dari arah yang dapat dilihat Ginting. Kursi tersebut pun mengenai tepat kepala bagian kanan ketua DPD Kabupaten Karo, Sumatera Utara ini.
Tak lama ia pun roboh meski tak sampai pingsan. Darah dari kepalanya mulai mengucur. Ginting mengaku setelah terkena lemparan kursi, ia berlari ke arah kubu pendukung Zulkifli Hasan.
"Saya berlari ke kubu Bang Zul, ada Mas Teguh Juwarno dan ditolong untuk dibawa ke rumah sakit," imbuh dia.
Ginting mengatakan masih ingat sosok yang melemparkan kursi. Sebab, Ginting masih ingat warna baju dan arah datangnya lemparan kursi. Namun, ia mengaku tidak merasa dendam dan menganggap insiden itu kecelakaan dan bagian dari dinamika politik kongres.
"Saya hanya berharap Bang Zul terpilih jadi ketum PAN," kata dia.