REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Warga RW.01 Cengkareng Barat, Jakarta membantah adanya penyerangan atau perebutan kepengurusan Masjid As-Salam. Warga mengaku kondisi di lingkungan masjid baik-baik saja.
"Cuma insiden kecil aja, tidak ada yang dibesar-besarkan. Kita semua di sini baik-baik saja dan damai," kata Bambang, salah seorang warga RW. 01 kepada ROL, Sabtu (28/2).
Menurut Bambang, sebelumnya memang ada permasalahan terkait kepemilikan masjid. Warga mengklaim Masjid Assalam merupakan milik umum dan berdiri di tanah negara. Masjid itu juga didirikan bersama-sama dengan warga Muslim lainnya di RW 01.
Perwakilan warga, kata Bambang, juga sudah menemui pihak Pengurus Muhammadiyah cabang Cengkareng untuk membahas permasalahan tersebut. "Kita semua dulu sama-sama membangun ini masjid untuk digunakan shalat berjamaah, kita dengan warga Muhammdiyah lainnya baik-baik saja silaturahimnya," ujar Bambang.
Bambang menambahkan, masjid ini juga dulunya didirikan atas nama yayasan Assalam dan bukan milik organisasi tertentu. "Karena dengan adanya Yayasan Assalam itu maka Masjid Jami Assalam yang dulunya hanya sebuah surau kecil dan taman bermain, kini dapat berdiri dan digunakan warga untuk shalat berjamaah," terang Bambang.
Sebelumnya, Ketua Umum PP Muhammadiyah, Din Syamsuddin mengatakan, kepemilikan masjid itu sesuai sertifikat Nomor 3 tanggal 23/9/2008 atasnama PC Muhammadiyah Cengkareng dengan nama Nadzir Romli (Ketua), Salman Efendi (Bendahara) dan Yasman Pitoyo (Sekretaris).
"Masjid ini resmi milik Muhammadiyah sudah sejak 30 tahun dan tahun 2008 saat diwakafkan kepada Muhammadiyah tak ada masalah dan aman-aman saja," kata Din.