REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat hukum internasional, Teuku Rezasyah menilai hubungan Indonesia dengan Australia akan semakin merenggang setelah eksekusi mati dua anggota Bali Nine Andrew Chan dan Myuran Sukumaran. Sebab PM Australia Tony Abbot sudah menunjukan sinyal akan terputusnya hubungan tersebut .
"Setelah eksekusi Andrew Chan dan Myuran Sukumaran, hubungan Indonesia dengan Australia akan merenggang," ujarnya kepada ROL, Jumat (27/2)
Teuku Rezasyah menyebutkan beberapa sinyal akan terputusnya hubungan Indonesia dengan Australia sudah terlihat dari usaha Tony Abbot untuk menyelamatkan Andrew Chan dan Myuran Sukumaran. Seperti menyinggung bantuan yang dikirim Australia ke Aceh 2004 lalu.
Selain itu, selama berusaha membebaskan Andrew Chan dan Myuran Sukumaran psikologis Abbot tertekan. Sebab Abbot akan menerima beberapa kritikan dari masyarakat karena dinilai tidak mampu menyelamatkan dua terpidana mati di Indonesia.
Tidak hanya itu, media Australia akan menuntut Abbot untuk membekukan hubungan sosial dan budaya dengan Indonesia lewat pemberitaan.
"Berbagai tekanan akan datang ke Abbot setelah eksekusi mati Andrew Chan dan Myuran Sukumaran. Hal ini akan mengundang hubungan kedua negara merenggang," jelasnya.
Reza menilai, renggangnya hubungan Indonesia dengan Australia akan lebih parah dari Brazil. Karena posisi Indonesia dengan Australia sangat dekat dan hanya berbatas laut. Australia akan menarik duta besarnya dari Indonesia.
Sedangkan Duta Besar Indonesia di Australia akan mendapatkan banyak pertanyaan dari media terkait hukuman dua terpidana mati asal Australia tersebut.
Pengamat hukum internasional ini menghimbau, setelah dua terpidana mati Bali Nine di eksekusi, masih tersisa 7 warga Australia lagi yang akan di eksekusi. Maka pemeritah Indonesia harus menjaga diri agar tidak dikecam negara-negara di dunia setelah Brazil.