Senin 23 Feb 2015 20:36 WIB

Delay Lion Air, Manajemen Perusahaan Patut Dipertanyakan

Rep: C05/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Suasana kantor pusat PT Lion Air, Jakarta, Senin (23/2).
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Suasana kantor pusat PT Lion Air, Jakarta, Senin (23/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA—Pengamat Penerbangan, Alvin Lie menduga delay besar besaran yang terjadi pada Lion Air disebabkan oleh manajemen perusahaan yang tidak bagus. Hal ini terkait bisanya perusahaan sebesar Lion Air tak profesional dalam menghadapi tiga pesawatnya yang rusak.

Dia mengatakan Kemenhub mesti mengecek apa yang sebenarnya terjadi pada manajemen Lion Air. Dalam artian bagaimana bisa tiga pesawat rusak bisa menyebabkan delay secara besar besaran. Ini, kata dia, apa Lion Air jangan jangan justru kekurangan SDM dalam mengoperasikan pesawat cadangannya.

Menurut dia alasan tiga pesawat rusak namun menyebabkan delay besar besaran adalah hal yang tak masuk akal. “ Ini alasan yang tak logis,” ujarnya, Senin (23/2).

Alvin menilai dengan rusaknya  tiga pesawat harusnya tak berpengaruh besar pada maskapai sebesar Lion Air. Dia menyatakan dengan jumlah pesawat yang dimiliki sebanyak 110 buah, hal ini harusnya bisa segera diatasi dengan segera.

Sebelumnya Direktur Umum Maskapai Penerbangan Lion Air Edward Sirait mengatakan penyebab delay sejumlah jadwal penerbangan disebabkan masalah operasional. Menurutnya, terdapat gangguan penerbangan akibat tiga pesawat yang rusak.

Dia mengakui Lion Air memiliki 81 pesawat yang aktif digunakan dari total 110 pesawat yang tersedia. Lion Air memiliki enam pesawat cadangan. Sebanyak dua unit di Batam, satu di Surabaya, dua di Bandara Soetta dan satu di Makassar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement