Senin 16 Feb 2015 15:53 WIB

Bea Cukai Soekarno-Hatta Akan Awasi Barang Mewah Penumpang

Area bandara Soekarno Hatta dari foto udara
Foto: antara
Area bandara Soekarno Hatta dari foto udara

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Bea Cukai Soekarno-Hatta akan mengawasi barang bawaan penumpang dari luar negeri yang tergolong mewah seperti tas, jam tangan dan lainnya.

Kepala Kantor Bea Cukai Soekarno-Hatta, Okto Irianto di Tangerang, Sabtu (14/2), mengatakan, penumpang kerap kali menutup barang bawaan mewah agar terhindar dari bea masuk dan pajak. "Penumpang kerap kali menutupi barang mewah yang dibelinya dari luar negeri agar terhindar dari pajak. Maka itu, kita akan awasi," ujarnya.

Tidak terdatanya barang mewah sebagai pajak, sangat berpengaruh terhadap pendapatan karena hal itu menjadi penerimaan bea masuk dengan nilai besar. Meskipun, Bea Cukai Soekarno - hatta pernah menemukan adanya barang bawaan penumpang kategori mewah. Barang itu ditutupi penumpang dan petugas hanya menemukan kardusnya saja tanpa isi.

"Kita periksa dan menemukan kardus jam tangan dengan merk terkenal. Barang itu ditutupi penumpang agar tidak kena pajak," paparnya.

Okto juga menambahkan bila warga Indonesia yang membeli barang mewah ke luar negeri karena ikut trend saja. Padahal, banyak toko dan butik di Indonesia yang menjual barang dan sama seperti di luar negeri.

"Sebenarnya, warga bisa membeli barang diluar negeri di Indonesia. Karena, bila diluar akan kena pajak juga," paparnya.

Bea Cukai Bandara Soekarno - Hatta menargetkan pendapatan sebesar Rp 3,5 triliun pada tahun 2015 atau meningkat dibandingkan pada tahun sebelumnya yakni yang hanya sebesar Rp 3,294 Triliun dan terealisasi sebesar Rp 3,3 triliun.

Bila dilihat sejak tahun 2011 hingga 2014, penerimaan bea masuk mengalami kenaikan yang sangat signifikan.

Pada 2011, target bea masuk sebesar RP1,4 triliun dan terealisasi sebesar Rp 1,8 triliun. Lalu tahun 2012 ditarget sebesar Rp 1,9 Triliun dan terealisasi Rp 2,2 triliun.

Pada 2013, bea masuk ditarget Rp 2,735 triliun dan terealisasi Rp 2,819 triliun serta pada 2014 target Rp 3,294 triliun dan terealisasi Rp3.305 triliun.

"Untuk PDRI kita tidak memiliki target namun pada tahun 2014 memiliki pemasukan sebesar Rp 15,694 triliun," paparnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement