Ahad 15 Feb 2015 18:21 WIB

Salim Kenalkan Sejarah Gestapu yang Benar

Rep: mj02/ Red: Agus Yulianto
Guru Besar Universitas Pertahanan Salim Said.
Foto: Republika/Wihdan H
Guru Besar Universitas Pertahanan Salim Said.

REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG - Salim Said mengenalkan sejarah Gerakan Tiga Puluh September (Gestapu) yang benar lewat bukunya. Ia menjadi saksi atas terjadinya peristiwa Gestapu ini. Hal ini pun dibahas dalam Diskusi Buku 'Dari Gestapu ke Reformasi, Serangkaian Kesaksian' di Ruang Pameran Tetap Museum Konferensi Asia Afrika pada Sabtu (14/2).

Menurut Salim Said, yang mendasari ia menulis buku ini adalah masih baanyak yang tidak tahu, terutama dari kalangan tentara mengenai sejarah asli Gestapu. Persoalannya, banyak yang mengetahui peristiwa ini melalui film dan tidak membaca buku. "Buku saya sangat berguna jika ingin tahu sejarah yang sebenarnya mengenai Gestapu," kata Salim yang juga sebagai pakar politik militer.

Buku ini bersifat semi autobiografi. Akan tetapi, menurut Salim, buku ini berbeda dengan buku autobiografi lainnya karena bukan mengisahkan siapa dirinya tetapi mengenai apa yang ia saksikan. "Maka dari itu disebut serangkaian kesaksian," ujarnya.

Kekacauan yang terjadi di Sulawesi menuntut ia untuk bersekolah di Jawa yang kemudian dilanjutkan kuliah di Jakarta. Ia pun akhirnya menjadi wartawan, bukan sebagai cita-citanya tetapi untuk membiayai hidup. Apalagi saat itu di Indonesia sedang terjadi kekacauan politik dan ekonomi. Dimana inflasi pada waktu itu mencapai 650 persen.

Salim menceritakan ia menjadi wartawan beberapa minggu sebelum peristiwa Gestapu. Ia pun mendapat kesempatan mengamati dari dalam karena ia berkerja di harian angkatan bersenjata. Tentara kala itu membuat koran karena media yang ada sudah dikuasai oleh golongan kiri atau komunis.

Salim, ketika Gestapu, adalah wartawan pertama yang masuk kostrad dan mengikuti operasi pertama anti komunis di Semarang yang dipimpin oleh Sarwo Edi. "Mengalami itu semua sebagai wartawan sekaligus aktivis ketika mahasiswa bergolak untuk membubarkan PKI," kata Salim.

Dalam buku ini, kata Salim, memaparkan tentang bagaimana meledaknya Gestapu dengan kekuatan anti komunis yang akhirnya melawan Soearno dan PKI. Bung karno, menurutnya, bukan komunis ia hanya mengimbangi kekuatan tentara selama orde lama.

Dari pengalaman inilah, Salim pun membuat disertasi mengenai peran politik militer di Indonesia. Atas disertasi ini, ia mendapat Penghargaan dari Muri sebagai sarjana pertama ygan menulis disertasi mengenai peranan politik tentara. Kenapa nggak ada orang Indonesia yang menulis? Karena ini merupakan isu sensitif dan lewat situlah ia akhirnya menjadi pakar politik militer.

Harapan dalam menulis buku ini, kata Salim, ingin berbagi kepada kaum yang lebih muda dengan coba menjelaskan persoalan yang ia alami dan ini tercapai. Menurut moderator diskusi Tobing JR, ketika membaca ini, ia merasa tidak seperti sedang membaca buku politik, karena dipaparkan dengan bahasa yang lugas dan jelas.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement