REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Manajemen Bandar Udara Kualanamu akan menjadikan loket pembelian tiket yang ditutup menjadi kantor customer service (pelayanan pelanggan) guna melayani berbagai masalah yang dialami penumpang.
Manajer Humas dan Protokoler Bandara Kualanamu Dewandono Prasetyo Nugroho di Medan, Sabtu (14/2), mengatakan kantor customer service itu akan dijadikan satu ruangan yang diisi perwakilan seluruh maskapai.
Kantor tersebut bukan dijadikan lokasi pembelian tiket, melainkan tempat penumpang untuk bertanya dan mengadukan masalah yang dialami dalam menerima jasa layanan maskapai yang dipilihnya.
Kantor itu juga direncanakan dapat digunakan untuk memproses "refund" atau pengembalian uang bagi penumpang yang membatalkan penerbangan melalui maskapai tertentu. "Bukan untuk membalikkan uangnya, tetapi memprosesnya karena proses refund itu memerlukan waktu," katanya.
Dengan adanya customer service tersebut, pihaknya mengharapkan pelayanan bagi penumpang di Bandara Kualanamu akan semakin baik. Penutupan loket pembelian tiket yang diubah menjadi customer service itu dimaksudkan untuk meningkatkan ketertiban pelayanan, terutama praktik percaloan tiket di bandara.
Meski demikian, pihaknya tidak menafikkan jika praktik percaloan bisa saja terus berlangsung dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi untuk memesan tiket bagi masyarakat yang membutuhkan secara mendesak. "Praktik percaloan mungkin selalu ada, tetapi kita terus berupaya maksimal untuk menghilangkannya," kata Dewandono.
Sebelumnya, PT Angkasa Pura 2 menunda pelaksanaan kebijakan untuk menutup loket penjualan tiket di Bandara Kualanamu menjadi 1 Maret 2015 dari rencana awal yakni 15 Februari. Kebijakan penundaan tersebut merupakan hasil kesepakatan Kementerian Perhubungan dengan Direksi PT Angkasa Pura.
Salah satu pertimbangan dalam penundaan itu karena PT Angkasa Pura 2 memberikan kesempatan bagi operator bandara untuk berbenah dan melakukan persiapan dengan matang.