Kamis 12 Feb 2015 01:44 WIB

Evakuasi Hiu Paus di PLTU Paiton Butuh Empat Jam

Hiu Paus atau Whale Shark
Foto: SHARK DIVING GUIDE
Hiu Paus atau Whale Shark

REPUBLIKA.CO.ID, PROBOLINGGO -- Proses evakuasi bangkai hiu paus dengan species "Rhincodon Typus" yang terjebak di kanal Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur memakan waktu selama empat jam.

"Sebenarnya upaya untuk mengeluarkan hiu paus sudah dilakukan pada 6-8 Februari 2015 dengan memanfaatkan perubahan pasang surut air laut karena kecepatan air yang ada di kanal sangat tinggi dan berbahaya," kata Direktur Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan, Agus Darmawan, Rabu.

Menurutnya, upaya menggiring hiu paus secara langsung tidak dapat dilakukan karena pertimbangan area kanal yang menjadi objek vital nasional dengan faktor risiko yang berbahaya dengan kecepatan arus 12,6 km/jam per satu intake dan berada di daerah aliran listrik tegangan ekstra tinggi.

PT. PJB UP Paiton kemudian membentuk tim penyelamatan yang didukung oleh LIPI, BalitbangKP, WWF, JAAN serta tim jejaring penanganan terpadu, di antaranya BPSPL Denpasar, Ditjen KP3K KKP, DKP Provinsi Jatim, DKP Probolinggo, Dokter hewan, Universitas Brawijaya.

"Setelah melalui perhitungan teknis, tim jejaring sepakat melakukan evakuasi melalui darat pada 10-11 Februari dengan bantuan alat berat, dengan skenario hiu paus ditangkap dengan jaring khusus yang dibuat 14 kali lipat dari berat ikan, kemudian diangkut menggunakan truk berisi air laut untuk dilepas ke laut yang membutuhkan waktu sekitar 45 menit," ungkapnya.

Sementara Kadis DKP Probolinggo, Dedi Isfandi mengatakan hiu paus tersebut sempat bergerak dari posisi kanal 7-8 ke posisi kanal 3-4 dengan jarak 600 meter dari posisi awal secara alami, namun akhirnya kembali ke posisi semula dengan kemungkinan hiu mengalami kelelahan dan stres.

"Rencananya akan diakukan evakuasi lewat jalur darat, namun tim observasi menemukan hiu paus tersebut sudah mati pada Selasa (10/2), kemudian tim jejaring penyelamat mengevakuasi hiu pada pukul 14.00 WIB hingga pukul 18.15 WIB dan dikubur di areal PLTU Paiton," katanya.

Sementara itu, General Manager PT PJB UP Paiton, Rachmanoe mengatakan pihaknya sudah mengevaluasi desain "screen" di mulut intake kanal dengan tim pakar untuk mencegah terulangnya kembali ikan masuk ke dalam intake kanal dan program aksi ke depan yang melibatkan semua pihak yang terkait.

"Desain 'screen' ini kami sudah mematuhi standar dunia, namun masuknya hiu ke dalam kanal itu merupakan kejadian yang luar biasa dan baru pertama kali terjadi, sehingga kami mengaku sangat kesulitan mengevakuasi hiu. Di sisi lain kami juga khawatir dengan cadangan listrik yang bisa jadi padam se Jawa-Bali karena prosea evakuasi yang kurang tepat," tuturnya.

Ia menambahkan, pihaknya sudah menghasilkan rekomendasi terhadap desain "screen" yang semula 10 meter hingga 13 meter pada air pasang di mulut intake kanal bisa saja ditambah dan langkah mitigasi untuk mengantisipasi terjadinya kembali kejadian serupa dimana saat ini merupakan masa migrasi hiu paus di perairan Probolinggo.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement